Paul dan Nabila tiba di Indonesia pada sore hari...wanita itu memutuskan untuk ikut pulang bersama sang kekasih,sementara Anggis dan staf nya yang lain masih di milan menggantikannya."Itu dia..sopirku ada di sebelah sana." Paul menunjuk kearah dimana sopirnya memarkirkan mobil miliknya. Sebelum nya ia sudah memberitahu sang sopir kapan perkiraan pesawat yang membawa mereka akan landing,sehingga tak butuh waktu lama untuk menunggu seseorang menjemput mereka.
Pria itu berjalan dengan menggeret koper miliknya dan juga tunangannya,sementara Nabila berjalan mengekor dibelakang.
"Biar saya bantu tuan." Sang sopir berinisiatif mengambil alih koper yang Paul bawa, kemudian memasukkannya ke bagasi mobil. Setelahnya berjalan memutari mobil berniat membukakan pintu mobil.
"Aku saja.." cegah Paul. "Kau bisa nyalakan mobilnya!" Lanjutnya kemudian memerintah sang sopir.Pria tampan itu m membuka pintu mobil untuk Nabila "Sayang..masuklah." Tangannya terulur satu menggenggam tangan Nabila,satu lagi diatas kepala wanita cantik itu, memastikan kekasihnya itu tidak terantuk mobil.
"Terima kasih." Ujar Nabila saat memasuki mobil kemudian bergeser ke sudut kanan membiarkan Paul mengisi kursi sebelahnya.Wanita berkulit putih itu kemudian melepas kacamata hitam yang sedari tadi menempel di batang hidungnya.
"Ya Tuhan kepalaku berputar putar,rasanya aku ingin muntah." Keluh Nabila dengan tangan memegangi kepalanya."Kau butuh ke dokter" sahut Paul cukup khawatir melihat kondisi Nabila saat ini..wanita itu terlihat pucat.
"Tidak tidak...aku rasa aku hanya butuh istirahat." Tolak nabila,ia hanya butuh tidur saja.
"Tidurlah..aku akan membangunkan mu saat kita sampai."
Tak menjawab, Nabila hanya menuruti perintah tunangannya itu,ia memejamkan matanya..wanita itu merasa sakit kepala, mual, dan mengantuk dalam waktu yang bersamaan."Tolong jalankan mobilnya sedikit lebih pelan." Perintah Paul...ia kemudian memusatkan perhatiannya pada sang kekasih yang tengah terlelap, pria itu bergerak membuka peniti yang mengait di kerudung milik Nabila memastikan wanitanya itu merasa nyaman,selanjutnya tangannya beralih memijit pelipis Nabila..kekasihnya itu mengeluh pusing tadi sebelum terlelap.
Sang sopir melihat semua perlakuan Paul pada Nabila dari kaca spion kabin...ia tak tau kalau tuannya itu memiliki sisi lembut seperti ini..selama ini dia hanya mengenal Paul sebagai pria dingin yang acuh pada orang lain,sepertinya tuannya benar-benar mencintai tunangannya itu.
*
"Sayang.." Nabila memanggil Paul begitu ia keluar dari kamar sang pria.
Tak ada jawaban,ruang tamunya begitu sepi..ia kemudian berjalan kearah dapur."Apa yang kau lakukan?" Tanya Nabila..matanya setengah tertutup jujur ia masih mengantuk.
Wanita itu berjalan semakin mendekati Paul mencari tahu apa yang tunangannya itu lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me
FanficKetika tak ada satupun hal baik yang terjadi di hidupmu hingga tiba tiba datang seseorang,akankah dia menjadi penyelamatmu ataukah kesialanmu berikutnya