"Haii..tuan Paul Fernando Aro? Aku sudah lama mencari seseorang yang bisa menghubungkan ku denganmu,ternyata kita berjodoh untuk bertemu ditempat ini." Ujar wanita itu sambil menjabat tangan Paul.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Tanya Paul,matanya memindai wanita dihadapannya ini."Tidak..tidak..ini pertemuan pertama kita,aku rasa kau pun tak tahu tentangku." Jawab wanita itu cepat.
"Aku Nadine.. ayahku sering menceritakan tentangmu...dia selalu menggambarkan mu sebagai seseorang yang luar biasa,entah ayah berlebihan saat itu,tapi jujur itu membuatku penasaran tentangmu." Lanjut gadis dengan rambut bergelombang berwarna ash brown itu..sambil menyodorkan kartu nama miliknya pada Paul. Jangan lupakan senyum menggoda yang tak lepas dari bibirnya.
"KAAZ grup?" Gumam Paul membaca kartu nama yang wanita itu berikan.
"kau putri tuan Adrian?"lanjut nya.Wanita itu mengangguk memberi jawaban.
"Ekhemm..Maaf mengganggu, silahkan lanjutkan..permisi." Nabila jengah merasa tak dianggap..ia memutuskan untuk meninggalkan pria itu bersama wanita yang daritadi asyik berbincang dengannya.
Ia meraih tas miliknya kemudian mengambil langkah lebar bersiap meninggalkan tempat itu.
"Apa aku mengizinkan mu meninggalkan ku?" Ujar Paul menginterupsi Nabila,tangannya menangkap tangan milik wanita nya itu.
"Aku pikir kalian butuh ruang untuk berbicara berdua ..lanjutkan!! Kau bisa temui aku setelahnya." Jawab Nabila dengan senyuman..Paul jelas tau jenis senyuman itu bukan seperti biasanya...calon istrinya itu tengah merajuk.
"Jadi kau akan pergi begitu saja tanpa calon suami mu ini?" Tanya Paul menarik Nabila mendekat. Satu tangannya kemudian ia tempatkan di pinggang Nabila merapatkan tubuh wanita itu dengan tubuhnya..posesif.
"Dan kau nona..jika itu berhubungan dengan pekerjaan kau bisa menghubungi sekretarisku." Tegas Paul.
Pria itu menundukkan kepalanya sedikit kearah wanita asing itu kemudian meninggalkannya dengan masih mencengkeram pinggang Nabila.Wanita cantik bernama Nadine itu tampak terkejut..tunggu,apa dia baru saja diabaikan begitu saja?
Hah..dia tak percaya,itu benar-benar melukai harga dirinya...harusnya ia tadi tak menyapa pria dingin itu...sialan.*
"Kau mau aku buatkan pasta seperti terakhir kali?" Ujar Paul akhirnya setelah keheningan menguasai keduanya sedari tadi.Tapi sudah bisa ditebak,tak ada jawaban dari wanita disampingnya..lebih parahnya lagi wanita itu bahkan memalingkan wajahnya kearah jendela,enggan melihat sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me
FanfictionKetika tak ada satupun hal baik yang terjadi di hidupmu hingga tiba tiba datang seseorang,akankah dia menjadi penyelamatmu ataukah kesialanmu berikutnya