Seakan tidak terjadi apa-apa kemarin, Yoko seperti biasa berjalan turun dari kamarnya dan segera memberikan kunci mobilnya pada Andre yang baru saja selesai mengelap seluruh bagian mobil yang akan digunakan agar terlihat bersih mengkilap.
"Nanti sore mau kemana, Kak?" tanya Andre saat mobil yang mereka tumpangi baru saja keluar dari jalanan komplek.
"Ada acara, kamu pulang saja duluan." Suruh Yoko tanpa menoleh ke arah orang yang ia ajak bicara, pandangannya tetap fokus ke arah ponselnya.
"Kata kak Neko, saya disuruh untuk antar kemana pun Kak Yoko pergi jadi saya tanya, Kak." Lelaki ini memiliki umur yang tidak terlalu jauh dengan Yoko, tapi ia sangat takut kalau Yoko mulai berbicara dengan nada tinggi kepadanya, ia takut salah berbicara.
"Kamu itu supir aku atau bukan?!" Baru saja Andre memikirkan cara agar Yoko tidak marah kepadanya, kini gadis itu benar-benar sudah membentaknya.
"Ya, s-supirnya Kak Yoko."
"Ya sudah turuti saja omonganku, aku bilang tidak usah jemput ya sudah tidak usah."
"B-baik kak." Andre mengangguk paham dengan pandangan yang tetap mengarah ke arah jalanan.
Tuan Sukvimol duduk di sofa dan membaca isi ponselnya, wajahnya tampak sangat serius, "Neko..." suaranya yang lirih berhasil membuat anak sulungnya yang sedang bermain dengan ikan-ikan di kolam belakang menoleh, "adikmu itu berbuat onar apa lagi dengan supir barunya?" bahkan tatapan Tuan Sukvimol tidak melihat ke arah Neko yang berjalan pelan ke arahnya.
"Seperti biasa..." jawab Neko malas, gadis itu lalu duduk tidak jauh dari posisi sang Ayah.
"Dia bawa kabur lagi mobilnya? Kemana?"
"Tidak tau, alasannya dia suruh si Andre itu membantuku membawa barang-barang kuliah lalu saat si Andre lengah dia tancap gas. Kabur." Jelas Neko.
"Kalau sampai nanti supir barunya itu mengeluh pada Ayah ingin berhenti bekerja menjadi supirnya Yoko, sudah pasti itu ulahnya semua." Tuan Sukvimol juga sudah tidak asing lagi dengan berbagai macam cara yang Yoko lakukan pada supir pribadinya.
Ada suatu ketika, mantan supir pribadinya harus pulang berjalan kaki karena tidak tau alamat rumah sang majikan, ponsel dan dompetnya juga tertinggal di dalam mobil yang dibawa kabur oleh Yoko.
"Ayah tidak seharusnya memperlakukan Yoko dengan keras Yah, dia hanya ingin-,"
"Dia hanya ingin perhatian Ayah."
"Nah itu Ayah tau sendiri..." Neko menyandarkan tubuhnya ke sofa.
"Dia sudah besar Neko, dia harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Apalagi dia terus menerus berteman dengan gengnya itu." Neko tau kalau teman-teman Yoko memanglah perkumpulan anak-anak yang sangat suka menghabiskan banyak uang demi kesenangan mereka. Sudah berkali-kali Yoko diberitahu tapi kepalanya sangat keras, sekeras batu, jika hanya nasehat lembut yang diberikan maka itu tidak akan mempan.
"Akan aku beritahu dia, Yah."
"Baiklah." Tuan Sukvimol mengizinkan Neko untuk pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
FanfictionTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...