"Jadi bagaimana? Kalian sudah direstui?" Friend melipat kedua kakinya di atas sofa sembari sibuk bermain nintendo switch.
"Ya begitulah, dari kedengarannya jawaban daddy dan jawaban tuan Sukvimol tidak berbeda jauh, meskipun mereka tidak langsung mengatakannya tapi wejangan-wejangan dari mereka sudah memperjelas jawabannya," Faye yang ikut duduk tidak jauh dari sofa sang Adik pun perlahan-lahan mulai mengantuk, "aku ngantuk..."
"Ya tidurlah, dimana ada ngantuk tapi curhat, heran."
"Tapi aku kan masih harus menjemput Yoko nanti sore," Faye melirik ke arah jam dindingnya, ini masih pagi, masih ada banyak waktu untuk tidur siang sebentar.
"Tidur saja dulu, nanti aku bangunkan," Friend masih sibuk bermain dan Faye sibuk menahan kantuknya, "sudah tidur disana saja," tunjuknya ke arah ruangan dimana Faye menyimpan rahasia-rahasia gelapnya tentu saja tanpa Friend ketahui.
"Ya sudah, aku tidur dulu, nanti kau bangunkan aku ya, Dek."
"Lah..." Friend menatap sang Kakak dengan tatapan tidak terima, "kan sudah dibilang jangan panggil dak dek dak dek,"
"Kan di rumah, kalau di rumah tidak apa-apa."
"Oh iya betul, bolehlah bolehlah..." Angguk Friend.
Semenjak Yoko meninggalkan ruangan tersebut, wangi parfumnya tidak terlalu banyak berkurang, ia masih bisa menciumnya sedikit bahkan pada evidence board yang kini ia tutupi kembali menggunakan kain putih.
Setelah hubungannya resmi, Faye masih tetap menempelkan beberapa kenangan di papan tersebut. Ia tidak ingin menghilangkan bukti bagaimana wanita itu mendapatkan hati sang kekasih selama ini, jadi ia tetap memajangnya sampai waktu yang tidak ditentukan.
Semakin lama Faye memejamkan matanya, rasa kantuknya malah menghilang dan ia tidak bisa tertidur. Selalu saja ada pikiran-pikiran yang terbersit dibenaknya sampai ia terpikirkan akan suatu hal...
"Aku ada ide!" Ia segera bangun dari kasur lipat militernya dan bergegas pergi keluar, Friend yang baru saja menyuruh sang Kakak untuk pergi tidur siang setengah jam yang lalu pun hanya bisa melihat kepergian Faye yang terburu-buru itu tanpa menanyakan kalimat apapun.
"Katanya ngantuk, sudah di suruh tidur siang malah kelayapan. Mau heran tapi Kakak sendiri..." dengus perempuan kelahiran 1999 itu.
***
Faye terus berseri-seri saat melihat Yoko berjalan menghampiri mobil Land Cruiser yang ia kemudikan, "Selamat sore, Tuan Putri," sapa Faye tidak seperti biasanya.
"Hmm... selamat sore, Phi Faye," Yoko menatap Faye dengan bingung, "ada apa ini?"
"Tidak ada apa-apa, apakah aku tidak boleh menyapa pacarku sendiri hmm?"
"B-boleh... tapi kan...."
"Sudah kita pulang saja dulu, nanti kalau telat kita bisa terjebak macet." Faye tidak menghilangkan senyuman di wajahnya, ia tetap membiarkan Yoko menatapnya dengan tatapan aneh dan bingung.
"Pacarku tidak gila setelah ayah merestui hubungan kami kan?" pikir Yoko.
Faye tidak segera memberitahukan Yoko alasannya yang mengajak Yoko untuk pulang lebih cepat sampai-sampai pacarnya itu sudah melupakan apa yang akan Faye lakukan padanya.
"Sore, Kak. Kakan malam sudah siap kalau Kakak sudah mau makan." Salah satu seorang ART tuan Sukvimol berpapasan dengan Yoko di ruang tamu.
"Ayah dan ibu mana?"
"Lagi ngobrol di halaman belakang, Kak," jelasnya lagi.
"Mau makan malam dengan mereka saja nanti."
"Baik, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
FanfictionTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...