#21 Food

640 101 5
                                    

Tidak ingin terlihat habis tidur bersama, Yoko bangun lebih pagi dan memilih untuk kembali menyendiri sembari menunggu teman-temannya bangun. Ia berdiri di sisi kolam renang dan menghirup udara pegunungan yang sejuk, udara ini tidak bisa ia dapatkan ketika keluar dari rumahnya.

Tidur bersama Faye adalah hal yang baru dan Yoko berharap itu bisa terjadi terus menerus, ia tidak pernah tidur senyenyak dan senyaman itu setelah beranjak dewasa.

"Kau sudah bangun pagi-pagi begini? Kau tidak harus pergi ke kampus hari ini kan?" suara Faye yang terdengar semakin dekat tetap tidak membuatnya menoleh, Yoko masih melihat ke arah kolam renang dengan tatapan setengah kosong.

"Aku hanya menikmati sesuatu yang tidak bisa aku nikmati di Jakarta." Balasnya.

"Benar juga, ini tidak ada di Jakarta." Faye melipat kedua tangannya di depan dada seperti biasa dan ikut berdiri di samping Yoko.

"Ada yang mau aku bicarakan,"

Faye segera menaikan satu alisnya, "Silakan."

"Aku minta maaf atas ucapanku kemarin-kemarin, aku tidak bermaksud untuk merendahkan atau menyakiti perasaanmu," Faye merasa ada sesuatu yang aneh dengan ucapan Yoko, "semua yang aku ucapkan keluar begitu saja karena kebiasaanku, jadi aku minta maaf."

"Kau tidak sedang mau pergi kemana-mana kan, Yo?"

"Tidak." Yoko menggelengkan kepalanya, "aku hanya berniat untuk meminta maaf padamu tapi tidak di hadapan banyak orang, karena kau tau-,"

"Iya, aku mengerti," akan sulit untuk sang anak majikan melakukan hal seperti ini di hadapan banyak orang dan Faye menghargainya karena Yoko sudah berani mengungapkan apa yang ia rasakan, "aku tidak masalah dengan ucapanmu, aku mencoba mengerti keadaan yang sedang kau hadapi."

"Terima kasih."

Tidak ada perbincangan lain setelahnya, suasana seketika hening lalu suara ayam berkokok memecah keheningan itu. Yoko teringat akan film yang pernah ia tonton, ketika ada seorang perempuan yang menanyakan apa arti dari para lelaki yang datang menanyakan makanan kesukaannya, lalu orang yang ia tanyakan menjawabnya dan menjelaskan padanya kalau itu artinya mereka menyukai perempuan tersebut.

"Phi Faye," Yoko menelan liurnya dengan susah payah, "apa makanan kesukaanmu?" dan pertanyaan itu keluar dari mulutnya setelah gagal ia tahan.

"Makanan kesukaanku?" Faye terdiam sejenak, "aku suka makan makanan apapun."

"Makanan yang paling kau sukai." Yoko menarik napas panjang, rasa gelisah seakan memeluk tubuhnya dengan erat.

"Aku suka semua makanan olahan seafood." Akhirnya Faye memberikan jawabannya.

"Ah, baiklah."

Faye sudah tidak muda lagi, ada berbagai macam hal yang sudah ia hadapi dan dirinya sudah tidak asing dengan pertanyaan seperti itu, ia tau apa yang Yoko maksud tapi ia berpura-pura tidak tau.

"Dia menyukaiku? Dia benar-benar menyukaiku?" suara dalam hatinya memekik kencang sampai membuat leher Faye tercekat.

"Oi!! Selamat pagi!!" Sulax berlari dan mendorong tubuh mereka berdua tapi hanya Yoko yang tercebur ke dalam kolam.

"Yo!!"

Gadis itu tidak sempat menarik napas panjang, kedalaman kolam yang melebihi tinggi tubuhnya pun membuat dirinya panik dan membuat dirinya seketika tidak bisa berenang.

Byurrr...

Faye melompat ke dalam kolam dan berusaha menarik tubuh Yoko ke atas, wajah gadis itu terlihat sangat panik, "Ambil napas, Yo!"

Secret Mission [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang