"Ini Phi Faye? Aku harus jual mahal atau bagaimana?" Yoko berkecamuk dengan pikirannya sendiri.
"Yo–?" Faye menatap kedua mata indah dihadapannya yang perlahan mulai berubah menjadi sayu lalu melirik bibir tipis gadis itu yang sedikit terbuka dan sangat menggairahkan. Faye berusaha untuk menahan diri tapi setiap detik berubah menjadi hasrat yang tidak lagi bisa terbendung.
Semakin lama jarak di antara wajah mereka semakin dekat, kedua hidung mereka pun saling bersentuhan, Faye melihat Yoko mulai memejamkan matanya dan ia semakin terdorong untuk mencium bibir gadis itu.
"Hmm..." Yoko menarik napas panjang, "Phi Faye..." kemudian ia mendorong tubuh Faye sekeras mungkin, bangkit berdiri dan keluar dari ruang janitor. Napasnya terasa lega setelah Yoko membebaskan dirinya dari situasi yang sangat canggung ini.
"Tidak... tidak sekarang." Yoko menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada pegawai rumahnya yang sedang memperhatikan mereka, "ada yang lihat Jessie tidak?"
Suara Yoko sayup-sayup menghilang dari pendengaran Faye, wanita itu terjerembab masuk ke dalam jolang plastik berukuran besar dan satu tangannya masuk ke dalam ember.
Tukk...
"Uhh..." ia juga tidak sengaja terpukul oleh gagang sapu yang jatuh menimpa kepalanya, "ish, kau harus menahan dirimu di depan Yoko, Faye Peraya! Dasar bodoh!" gerutunya.
Yoko berdiri di depan cermin kamarnya setelah mengunci pintu kamarnya, wajahnya terlihat sangat merah menahan malu dengan kejadian yang baru saja terjadi.
"Phi Faye!" Yoko mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, perasaan antara senang, sedih, kesal, serta seluruh perasaan lain yang tidak bisa Yoko jelaskan terasa menggebu-gebu di dadanya. Dadanya terasa sesak, kedatangan Faye ke rumahnya yang tidak ia sangka-sangka membuatnya bingung.
Harus bagaimanakah Yoko bersikap?
Senang?
Sedih?
Rindu?
Penasaran?
Apa yang sedang Faye lakukan di rumah ini kalau dia bukan lagi bagian dari pegawai sang ayah?"Phi Faye tidak mungkin sengaja datang kemari, dia tidak mungkin sengaja datang hanya untuk menemuiku, itu tidak mungkin..." Yoko tertawa kecil, "Phi Faye tidak mungkin merindukanku, kan?"
Jika ia tidak bertabrakan dengan Yoko di depan ruang janitor, Faye sudah pulang ke rumahnya sedari tadi. Hanya karena kunci mobilnya tertinggal di meja makan dapur belakang, hal yang tidak Faye kira akan terjadi di antara dirinya dan anak bungsu tuan Sukvimol ternyata menjadi kenyataan juga akhirnya.
Faye berjalan menuju halaman depan dan segera mengemudikan mobilnya untuk pulang, sekilas ia melihat ke arah balkon kamar Yoko yang lampunya sudah menyala pertanda gadis itu ada di kamar.
"Setidaknya kejadian tadi mengobati rasa rinduku padanya." Faye menarik napas panjang, belum tentu ia memiliki kesempatan untuk bertemu kembali dengan Yoko lewat cara yang seperti ini lagi.
***
Mobil BMW X5 berwarna hitam itu masuk ke halaman rumah Friend, sang adik yang berdiri disana sembari menggendong Sunny pun melihat ke arah mobilnya.
"Sunny..." bahkan dari dalam mobil pun Faye sudah tersenyum lebar dan menyapa Sunny, "Sunny lagi tungguin siapa?" tanyanya penuh canda.
"Bilang Sunny, Mommy jarang pulang Sunny jarang di belai." Friend meremas dan mengelus anjing pomeranian itu dengan rasa gemas, saking gemasnya jika Sunny bisa ia makan maka akan ia makan saat ini juga.
Faye segera menukar anak kesayangannya dengan kunci mobil kepada sang adik, "Sudah sudah, giliran aku yang bermain dengan Sunny," Faye pun melakukan hal yang sama dengan yang Friend lakukan, "kau ke salon hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
FanfictionTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...