“Kak Faye, selamat pagi.” Senyum Reynald yang baru saja keluar dari dapur sembari membawa sebuah gelas yang masih mengepul asap air panasnya.
“Pagi, Rey…” Faye melangkah perlahan-lahan dari lantai 2 ke dapur belakang, selangkangannya terasa sedikit perih dan setiap langkah kakinya terasa sangat mengganggu.
“Kak Faye kenapa?” Reynald memperhatikan tubuh Faye dari atas sampai bawah, “Kak Faye sakit?”
“Tidak, aku baik-baik saja. Biasa lah, hari pertama.” Jawab Faye alasan.
“Hah? Hari pertama itu apa?” Reynald mengernyitkan dahinya.
“Ya hari pertama saja Rey, masalah perempuan.” Faye tidak ingin mendengarkan pertanyaan lain dari lelaki polos itu, ia memilih untuk duduk di sebuah kursi dan bersandar sembari sedikit meregangkan kakinya.
“Kak Jes, hari pertama itu apa?” Jessie yang baru datang dari halaman belakang pun segera mendapatkan pertanyaan bodoh dari Reynald.
“Hari pertama apanya?”
“Kata Kak Faye, dia sedang hari pertama, maksudnya apa?”
Jessie dan Faye saling bertukar tatap, “Sudahlah tidak perlu dibahas Rey, kau ini ada-ada saja.”
“Masalah perempuan, Rey, datang bulan.” Jessie berusaha sesabar mungkin menjawab semua pertanyaan Reynald kemudian lelaki itu hanya menjawabnya dengan anggukan pelan sembari menyesap air hangat dari gelasnya.
Dua jari Yoko dengan tipe jari yang lentik dan panjang berhasil menyentuh setiap titik sensitif di dalam kemaluan Faye. Bisa Faye akui jika cara gadis itu bermain cukup pintar untuk permainan pertama mereka dan Faye harus takluk dihadapan Yoko saat ini.
“Aku mohon hentikan Yo…”
“Kenapa?” kedua matanya terasa berat bahkan hanya untuk mengintip dan melihat tubuhnya sendiri pun, Faye tidak bisa.
“Ngghh…” Faye berusaha menahan semua suara desahannya agar tidak keluar dari mulutnya yang sedari tadi dalam keadaan setengah terbuka tapi kocokan yang dipadukan dengan ciuman mesra mereka berhasil membuat pangkal pahanya basah oleh cairan kenikmatannya sendiri.
“Akhh…” lenguh Faye perlahan.
“Benar sekali…” Yoko menyesap jari telunjuk dan jari tengahnya yang terasa basah dan licin, “Top Yo bukan Top Faye.” Senyumnya miring.
Kedua kakinya terlihat bergetar dan lemas, Faye bahkan sudah tidak memiliki tenaga untuk melepaskan diri dari ikatan dua lapis kabel ties berwarna hitam itu.
Faye terlalu lelah sampai-sampai ia tidak tau kalau Yoko sudah pindah ke kamarnya, ikatan kabel ties dari sebelum dirinya tertidur sampai sekarang sudah terbangun pun belum dilepaskan oleh Yoko.
“Masa dia tidak kasihan padaku? Aku harus diikat semalaman begini?”
Faye dan Yoko tidak memulai perbincangan bahkan saat gadis menyodorkan kepalanya kepada sang supir sebelum ia turun dari mobil, “Apa maksudnya ini?”
“Ciuman selamat pagi.” Senyum Yoko.
“Tidak ada ciuman selamat pagi, sudah turun.” Faye segera melepaskan sabuk pengaman yang Yoko kenakan.
“Phi Faye…”
Sembari mendengus pelan, Faye mengecup kening Yoko kemudian mengelus kepalanya yang disambut dengan senyuman Yoko yang semakin lebar, “I love you…”
Faye tidak bergeming, ia hanya menatap heran ke arah Yoko, “I love you, Phi Faye!”
“Ya ya, love you too. Sudah turun-turun!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
Fiksi PenggemarTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...