#11 Peek

624 91 6
                                    

Faye berusaha menyembunyikan identitasnya dengan memakai kaca mata hitam, alasannya cuaca siang itu terasa sangat panas dan sinar matahari yang memantul dari jalanan juga membuat matanya silau. Yoko yang mendengar alasan itu hanya bisa mengangguk dan merasa setuju.

"Kau mengenal mereka semua?" Bisik Faye yang sedang berdiri tepat di belakang tubuh Yoko.

"Ada beberapa yang tidak aku kenal, biasanya mereka adalah anggota baru di komunitas ini. Selebihnya aku mengenal mereka semua." Jawabnya enteng.

"Tadi aku melihat ada dua teman laki-lakimu," Yoko menoleh ke belakang sampai tatapan keduanya terasa sangat dekat, "Folk dan Chet."

"Hmm... biarkan saja." Bisa Faye cium, kalau Yoko sangat harum membuatnya ingin terus berada di dekat gadis itu.

Beberapa kali pandangan Faye dan Richie, kakak laki-laki Becky, saling bertemu. Bahkan laki-laki itu merasa terus menerus memberikan tatapan seolah-olah ia tidak asing dengan wajah sang supir pribadi anak bungsu tuan Sukvimol.

"Nona Chirathivat?" Richie hampir terdengar seperti berbisik ketika ia sudah berjalan mendekat ke arah Faye.

"Tuan Armstrong." Senyum Faye, mereka berdua menarik diri untuk menjauh dari kerumunan orang.

"Apa aku terlalu terlihat jelas di mata orang-orang ya? Kenapa sudah dua orang dari teman-temannya Yoko yang mengenaliku? Kebanyakan anak konglomerat bahkan tidak tau siapa aku."

"Apa kabar?" Richie menyodorkan tangannya dan Faye menyambut jabat tangan lelaki itu, "kemarin aku baru bertemu dengan orang tuamu di Bangkok, tapi baru kali ini aku bertemu langsung denganmu."

Faye tersenyum, entah harus senyum apa yang ia berikan karena lirikan matanya bertukar antara harus melihat Richie atau fokus kepada tiga orang gadis cantik yang masih asyik berbincang tidak jauh dari mereka berdua.

"Kunjungan bisnis ke Bangkok huh?"

"Ya, karena aku mulai menjalin kerja sama dengan ayahmu. Melihat prospek perusahaanmu yang semakin besar, banyak investor dan kolega yang ingin menjalin kerja sama lebih banyak lagi dengan perusahaan Ce–,"

"Oh begitu ya, bagus...." Faye segera memotong ucapan Richie agar ia tidak menyebutkan nama perusahaan milik keluarganya.

"Sekali lagi, senang bertemu denganmu, Nona–,"

"Panggil saja Faye." Dua kali Faye memotong ucapan Richie, laki-laki ini sampai mengerutkan dahinya karena perbuatan Faye membuatnya bingung dan suasana di antara mereka menjadi canggung.

"Faye, baiklah. Senang bertemu denganmu, Faye. Karena adikku berteman baik dengan Yoko, jadi sepertinya kita berdua akan lebih sering bertemu." Richie memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, "Ngomong-ngomong, apakah kau sedang ada kerja sama dengan keluarga Sukvimol?"

"Ya, kami sedang menjalin kerja sama bisnis, jadi aku lebih sering bersama Yoko. Kau tau, bonding...?"

"Hmm... aku sangat paham itu, itu biasa dilakukan oleh kita para pebisnis, bukan?"

Saat Faye sudah sepenuhnya fokus pada Richie, Yoko diam-diam mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Gadis itu juga mendengar nama Chirathivat di ulang beberapa kali.

"Jadi itukah nama aslinya?" gumam Yoko, "Nona Chirathivat?"

"Kalian mau kemana sesudah ini?" Becky mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto bersama Yoko dan Dea.

"Aku akan langsung pulang karena kami akan pergi sekeluarga." Jelas Dea.

"Aku juga akan pulang, orang tua dan kakakku masih belum pulang dari urusan mereka jadi aku akan memanfaatkan waktu ini untuk bersantai saja di rumah. Tentu saja, tanpa ocehan mereka." Smirk Yoko.

Secret Mission [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang