#27 Blood

638 95 5
                                    

Para konglomerat dan businessman di undang untuk datang ke acara standing party outdoor pada hari kedua mereka berada di Bandung. Faye segera membawa mobil keluarga Lloyd parkir di halaman tempat acara berlangsung agar mereka bisa segera pulang setelah acara selesai, begitu pun dengan Jessie dan Friend yang melakukan hal yang sama.

Karena mereka tidur di hotel yang berbeda-beda, jarak kedatangan Jessie dan Faye berbeda cukup jauh sehingga Yoko tidak langsung bertemu dengan wanita yang jaket jeansnya masih ia pakai sampai siang ini.

"Kalau aku tergila-gila pada Phi Faye, bisa saja aku tidak akan mencuci jaket ini, akan aku simpan saja di lemari sebagai kenang-kenangan," Yoko berjalan di samping sang Kakak ketika Tuan dan Nyonya Sukvimol menyapa kembali para koleganya, "atau harus aku kembalikan saja ya jaketnya? Tidak enak juga kalau mengambil barang yang belum tentu dikasih oleh pemiliknya, aku saja yang terlalu percaya diri."

Makanan yang disediakan sangat menggugah selera, kedua kakak beradik itu segera berlari kecil dan mulai mencicipi satu per satu makanan yang ada.

"Ada ayam, aku sedang ingin makan ayam..." Yoko mengambil sepotong chicken karaage dan tidak lupa mengambil minuman untuknya, "ini enak, kau harus coba." Suruhnya pada Neko yang masih sibuk memilih-milih menu.

"Enak?" sang Kakak mencoba makanan yang Yoko maksud, "hmm... ya enak, sepertinya aku harus menyuruh Phi Faye untuk membuat olahan ayam ini," celotehan Neko berhasil membuat wajah Yoko memerah dan terdiam.

"Kenapa?" Neko yang melihat Yoko mulai terdiam dan berhenti mengunyah pun terlihat heran, "Phi Faye harus memasak ini, pasti rasanya tidak kalah enak, iya kan?"

Lagi, ingin rasanya Yoko menyumpal mulut sang Kakak tapi tatapan Neko tidak melihat ke arahnya melainkan seperti melihat ke arah sesuatu di belakangnya.

"Masak apa, Neko?"

Mulut Yoko yang masih penuh dengan satu sisi pipi yang menggembung pun tidak ia pedulikan, gadis itu segera menoleh dan melihat pemilik suara yang sangat ia kenal.

Faye berdiri di belakangnya mengenakan kaos hitam polos dan celana panjang sembari memasukan kedua tangannya ke dalam saku, wanita itu mencondongkan tubuhnya melewati bahu Yoko untuk mengetahui apa yang Neko maksud.

"Ini ayam." Tunjuk Neko.

"Oh chicken karaage?"

Yoko mengambil satu potong ayam dan menyuruh Faye membuka mulutnya, ia menyuapi wanita itu dengan posisi yang masih sama.

"Enak kan, Phi Faye?" tanya Neko sembari berjalan menuju menu yang lain.

"Benar, ini enak. Nanti akan aku buatkan untukmu." Senyum Faye.

"Benar, ini enak, nyenyenyenye...." Ledek Yoko yang tidak suka mendengar jawaban sang supir, ia pun mengikuti sang Kakak untuk menikmati hidangan lain.

Friend dan Faye saling bertukar pandang menanggapi ledekan Yoko, seolah keduanya sudah tau apa yang terjadi pada gadis itu.

"Phi Faye," Marissa berlari kecil dan hampir terjatuh saat kakinya sedikit tersandung, Faye segera menangkap gadis itu ke dalam pelukannya, tidak sengaja hal itu terjadi di hadapan Yoko.

"Jangan berlari seperti itu, nanti kau terjatuh." Faye sesekali melirik ke arah Yoko, ia tau kalau Yoko terus memperhatikannya dengan tatapan sinis mematikan tapi ia juga sedang bekerja menjaga Marissa, posisinya tersudutkan.

"Phi Faye sudah coba makanan apa saja? Coba ini sudah?" ada sebuah hidangan yang terbuat dari udang dan Marissa mulai mencicipinya, "ini enak, Phi Faye harus coba ini..."

"Aku sudah mencobanya," Faye mengangguk beberapa kali dan mencoba untuk menolak halus tawaran Marissa, "lebih baik kau coba juga chicken karaagenya karena itu enak sekali."

Secret Mission [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang