"Kamu masih mau bekerja disini?" wajah Tuan Sukvimol sangat merah meskipun nada bicaranya terdengar sangat tenang saat menanyakan hal ini kepada Andre.
"M-masih Tuan, saya minta maaf karena-,"
"Sudah tidak usah banyak bicara, kamu bisa kerja di dapur, bersih-bersih halaman, urus parkiran dan lain-lain. Saya masih mau kasih kamu kesempatan kerja, tapi tidak bisa menjadi supir pribadi Yoko lagi."
"Baik Tuan, terima kasih." Andre menunduk dan mengangguk beberapa kali di hadapan Tuan Sukvimol, sang konglomerat itu segera mengisyaratkan Andre untuk pergi dari sana dan mulai melakukan pekerjaan barunya.
Bohong kalau ia tidak merasa kecewa, Andre tidak bisa menjadi supir terakhir untuk anak bungsunya, apalagi kemarin malam ia mendapatkan kabar kalau Yoko pulang ke rumah dengan kondisi mabuk dan tanpa pengawasan sang supir. Tuan Sukvimol berjalan naik ke arah lantai atas, Neko dan sang Mama yang melihat Tuan Sukvimol pergi pun segera mengejarnya.
"Yah! Yah..." Tuan Sukvimol tidak mengindahkan panggilan Neko, ia segera membuka pintu kamar Yoko tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Yoko yang masih tertidur pulas pun segera di tarik tangannya sampai berubah posisi menjadi terduduk.
"Nggh?" Yoko berusaha membuka matanya tapi sang Ayah segera menampar pipi kiri anak bungsunya itu dengan keras.
Plakk...
"Aw..."
"Sudah Ayah bilang berkali-kali dan kau masih berani berbuat kurang ajar hah?!" Yoko meremas pipinya yang terasa panas dan sakit.
Tangan Tuan Sukvimol kembali terangkat dan hendak memukul Yoko untuk kedua kalinya tapi Neko segera melindungi tubuh Yoko sehingga wajahnya yang kali ini terkenal pukulan sang Ayah.
"Hentikan! Kau tidak akan bisa menyelesaikan masalah dengan cara seperti ini!" Nyonya Sukvimol menahan tubuh suaminya. Pertengkaran antara Ayah dan anak ini tidak akan pernah ada habisnya, Yoko akan terus merasa dendam kepada sang Ayah dan Tuan Sukvimol juga akan terus naik pitam karena semua kelakuan Yoko yang berusaha mencari perhatian padanya.
"Cukup Yah, Neko sudah bilang pada Ayah untuk berhenti memarahi Yoko. Aku yang akan menasehatinya sendiri Yah!" Neko memeluk sang adik yang kedua pipinya sudah basah oleh air matanya, Yoko menangis dalam diam.
"Sebaiknya kau beritahu adikmu dengan benar sebelum Ayah panggil supir baru untuk menjaga dia agar tidak semakin kurang ajar." Tuan Sukvimol segera di tarik keluar oleh Nyonya Sukvimol, setelah ini mereka memiliki jadwal untuk pergi rapat komisaris dengan staff perusahaannya, masih ada waktu untuk menenangkan diri.
Yoko tetap diam dan kakaknya duduk di dekatnya, melepaskan pelukannya pada tubuh sang adik, "aku sudah melakukan segala hal agar Ayah tidak tau kelakuanmu semalam, tapi aku tidak bisa menutup mulut semua pegawai loyalnya Ayah di rumah ini dan juga CCTV rumah."
"Aku tidak memintamu untuk membelaku terus menerus, aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Kau membahayakan dirimu sendiri, kau tidak akan bisa hidup tanpa Ayah, Yo. Belum."
Yoko terdengar terisak-isak, "aku hanya ingin diperlakukan seperti dirimu, kau selalu mendapatkan apa yang kau inginkan."
"Hey!"
"Tapi aku?! Apapun yang aku lakukan selalu salah di mata Ayah, aku selalu di marahi dan di cap sebagai anak pembangkang."
"Yo..."
"Berhenti memanggilku dengan panggilan itu, Ayah saja sudah tidak pernah memanggilku seperti itu." Yoko kembali menarik selimutnya dan mulai tertidur, membelakangi sang kakak yang hanya bisa terdiam disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
FanfictionTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...