Apasra Lertprasert atau yang biasa di panggil Yoko, anak perempuan kedua dari keluarga Sukvimol, membanting gelas susu yang sudah selesai ia tenggak habis ke meja makan dan segera berdiri dari kursinya dengan kasar di hadapan sang kakak, Neko dan kedua orang tuanya, Tuan dan Nyonya Sukvimol.
"Yoko!!" bentakan sang Ayah tidak membuatnya berpaling, ia tetap pergi dari ruang makan menuju kamarnya untuk mengambil tas ransel yang biasa ia bawa ke kampus.
(Ilustrasi, Yoko / Apasra Lertprasert)
Setiap hari selalu sama, sang Ayah yang berusaha untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan anak keduanya ketika mereka sedang makan bersama selalu berakhir dengan Yoko yang tidak mau mendengarkan apapun ucapan sang Ayah.
"Anak itu, setiap hari semakin menjadi-jadi," Tuan Sukvimol mengelap mulutnya menggunakan serbet kemudian meremas serbet itu dengan keras, "beda dengan Neko, kakaknya masih bisa diberitahu coba lihat Yoko!"
"Yah!" Neko menyela ucapan sang Ayah, "Yoko sama, hanya saja dia masih senang bermain, Yah."
Bohong kalau suara sang Ayah dan kakaknya tidak terdengar oleh Yoko, Yoko yang terduduk di kasur kamarnya pun memasang wajah kesal.
"Terus saja, banding-bandingkan aku dengan kak Neko, semua saja dia, apa-apa dia. Jangan-jangan benar lagi kalau aku ini anak pungut..." geram Yoko.
"Sudahlah, biarkan saja Yoko dengan dunianya. Kamu juga waktu masih muda pasti masih senang bermain." Sang istri berusaha untuk menghentikan amarah Tuan Sukvimol.
Yoko keluar dari kamarnya, berjalan melewati tangga dan segera keluar rumah, "mana si Andre itu?" tanyanya tanpa sopan santun.
"Apasra Lerprasert! Jaga bicaramu." Tuan Sukvimol berdiri dan segera mengejar anak bungsunya.
"Heh!!" Yoko melemparkan kunci mobil kepada sang supir, Andre, dan masuk ke dalam mobil lebih dulu tidak mempedulikan Tuan Sukvimol yang wajahnya sudah memerah menahan marah.
Lelaki muda yang baru beberapa hari bekerja menjadi supir pribadi Yoko pun menangkap kunci mobil itu dan segera berlari menuju kursi kemudi.
"Cepat ke kampus, nanti malah terlambat lagi," ketus Yoko.
"Baik, Kak," ucap Andre yang segera melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah mewah sang konglomerat.
"Ini sudah supir ketiga yang harus Ayah ganti dalam sebulan, gara-gara kelakuan dia semua tidak ada yang betah bekerja disini!!" Tuan Sukvimol bertolak pinggang.
"Nanti Neko coba bicarakan dengan Yoko ya, Yah. Mungkin dia lagi ada masalah." Neko menatap wajah Ayahnya tidak tega.
"Anak itu bermasalah setiap hari." Tuan Sukvimol berpaling pergi.
***
Sesampainya di parkiran kampus Yoko membuka sabuk pengamannya dan bersiap untuk keluar, "Kak, nanti sore di jemput disini ya. Tuan sudah berpesan kalau kakak harus-,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
FanfictionTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...