#34 Approval

1.2K 129 8
                                    

Yoko berdiri di depan kabinet dapurnya sembari memegang segelas minuman dingin, ia juga sesekali mengetuk-ngetuk sendok ke meja sembari memikirkan awalan yang baik untuk membicarakan hubungannya dengan sang supir kepada Neko. Setelah perdebatan mereka tempo lalu, Yoko yakin jika sang kakak pasti menolak untuk mendengarkan penjelasannya, kakaknya sangat menjunjung tinggi martabat keluarga mereka sebagai keluarga konglomerat dan memilih untuk mendekati orang-orang yang setingkat dengan mereka.

Tapi Yoko tidak memiliki pemikiran seperti itu, menurutnya setiap orang berhak berteman dekat dan menjalin hubungan dengan siapa pun, bahkan orang yang bukan berasal dari kalangan konglomerat atau keluarga biasa saja juga boleh menjadi kenalannya. Jangankan melihat mereka berdasarkan kekayaan, Yoko tidak peduli bagaimana ras dan rupa orang-orang tersebut, selama mereka tidak melewati batas boundaries-nya maka semua akan baik-baik saja.

Yoko belajar banyak selama ini dari sang supir jika memperlakukan pegawai dengan baik adalah kewajiban para majikan karena mereka juga sama-sama manusia dan keduanya saling membutuhkan. Yoko melihat Faye yang dengan telaten mengatur bisnis miliknya sendiri dan selalu memperhatikan para pegawainya apalagi Pam.

Faye yang bekerja sebagai supir pribadinya berasal dari keluarga terkaya di Thailand bukan berarti karena pekerjaan sampingannya ini membuat status Faye bukan lagi seorang anak konglomerat.

Keraguan hadir di dalam benak Yoko sebelumnya tepat saat sang kakak menyuruhnya untuk meyakinkan kembali keputusannya untuk menjalin hubungan yang lebih serius dengan Faye.

"Sudah malam, seharusnya kau sudah pergi tidur sekarang," sosok yang ada di dalam pikirannya kini sudah berdiri tidak jauh dari tempat ia berada, Neko masih sibuk menatap ponselnya tapi ia tau kalau Yoko sedang berdiri merenung sendirian.

"Kak..." Yoko memantapkan diri untuk mendekat dan melancarkan rencananya, "aku mau bicara."

"Aku juga." Tatapan Neko yang sangat datar membuat Yoko lebih memilih untuk mengalah dan menunduk.

"Kau dulu," keduanya tetap berdiri dan tidak berniat untuk duduk di meja makan.

"Jadi bagaimana? Hubunganmu dengan Faye?" Neko berusaha menerka-nerka jawaban yang sekiranya bisa memuaskannya, "apakah kau sudah memutuskannya?"

"Keputusanku sudah bulat dan itu sudah terjadi, kami official," ada perasaan berat yang keluar bersamaan dengan penjelasannya tapi Yoko mau tidak mau harus mengatakan hal tersebut, "aku harap kau bisa menerima keputusanku–,"

"Tentu saja, aku tau kau tidak pernah bisa berbohong tentang perasaanmu. Dari bagaimana kau melihatnya, kau membelanya, kau merindukannya. Bagaimana Faye memperlakukanmu juga, tentu saja sudah pasti kau menaruh hati padanya."

"..." Yoko terdiam mendengar semua ucapan sang Kakak, Neko memang selalu memperhatikan setiap gerak gerik orang-orang disekitarnya dan Yoko serta Faye tidak akan luput dari pandangannya. Yoko sudah tidak bisa lagi menahan perasaannya terhadap sang supir, ketika ia merasa jika Faye bisa membuatnya merasa aman dan nyaman maka Yoko akan memberikan perhatian penuhnya pada orang yang ia sukai.

"Tapi apakah dia layak untukmu?"

"Iya, dia layak."

"Bagaimana mungkin kau bisa seyakin itu? Folk saja tidak pernah bisa mendekatimu meskipun ia sangat menyukaimu, dia konglomerat, dia anak orang terpandang–,"

"Tapi Folk tidak tau diri, ia tidak memiliki sopan santun bagaimana seharusnya seorang laki-laki memperlakukan perempuan. Kalau menurutmu itu adalah cara seseorang memikat hati orang lain agar balik menyukainya, dia tidak lebih dari sampah." Jelas Yoko.

"Faye?"

"Dia berbeda, dia dewasa, dia bisa mengerti posisinya sebagai apa dan tau kapan ia harus mengambil perannya. Peran sebagai anak dari tuan Chirathivat, peran sebagai supir pribadiku, peran sebagai koleganya ayah, dia tau bagaimana caranya untuk bersikap dan dia tidak kurang ajar," Yoko menekankan kalimat terakhirnya, "jadi aku hanya ingin memberitahukanmu tentang ini dan semoga kau bisa menerima keputusanku."

Secret Mission [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang