Neko Naerunchara Lertprasert tidak bisa tidur nyenyak semenjak sang adik terus menerus memperlihatkan gerak geriknya yang aneh. Sudah beberapa hari Neko menahan pertanyaan terbesar yang pernah dipikirkannya selama ini...
Apakah Yoko menyukai Faye?
"Aku harus menanyakannya langsung, kalau tidak, aku bisa sangat gila!" Neko meremas guling berbentuk shiba inu di pelukannya dengan erat.
Yoko yang luka-lukanya sudah mulai mengering seiring dengan berjalannya waktu pun masih mengumpulkan informasi mengenai keberadaan Faye, ia juga semakin sering memeriksa aplikasi penyadapnya untuk memastikan apa yang sedang Faye lakukan dan dimana ia berada.
Ruang wardrobe adalah tempat favoritnya saat ini, setelah pulang kampus ia akan berdiam lama di dalam sana, menyelami informasi-informasi tentang objek obsesinya. Yoko tidak peduli dengan dunia luar yang ia pedulikan saat ini hanya perasaannya saja dan bagaimana ia memenuhi obsesinya secepat mungkin.
Tok... tok... tok...
Yoko terperanjat dan menoleh ke arah pintu wardrobe yang terbuka, "Siapa jam segini mengetuk pintu? Mengganggu saja!" ia berjalan keluar sembari kembali menutup ruang rahasianya rapat-rapat.
Ceklek...
Neko yang awalnya berdiri diam di luar kamar sang Adik segera merangsek masuk tanpa mengatakan satu kata pun.
"Hey! Apa-apaan ini?!"
Brak...
Neko menutup kembali pintu kamar sang Adik dan menyudutkan tubuh Yoko, "Jelaskan padaku sekarang." Suruhnya.
"Apa?"
"Jangan pura-pura tidak tau, aku tau persis apa yang kau pikirkan dan kau rasakan selama ini."
Yoko tau apa yang sang Kakak maksud disini tapi ia pura-pura tidak mengetahuinya dan berusaha untuk mengelak.
"Apa yang kau bicarakan? Bicara yang benar!" Yoko ingin mendorong tubuh Neko tapi Neko terus mengunci pergerakannya.
"Kau dan Phi Faye..." Yoko menelan liurnya, "apa yang terjadi di antara kalian?"
"Cih... sial. Sudah ku duga cepat atau lambat ini akan terjadi juga."
"Tidak ada yang terjadi di antara kami, jangan bicara yang aneh-aneh," geleng Yoko, "apa alasanmu menanyakan hal itu padaku?"
"Apa alasanku? Kau menanyakan apa alasanku? Sekarang aku yang harusnya bertanya padamu, apa alasanmu melakukan kesepakatan itu dengan ayah? Apa alasanmu menanyakan kehadiran Phi Faye? Apa alasanmu selalu melirik sinis dan menatap tajam setiap orang yang merebut perhatian Phi Faye darimu? Apa alasanmu terjatuh dari bukit bersamaan pula dengan Phi Faye?" pertanyaan bertubi-tubi tidak berhenti diucapkan oleh Neko, Yoko berusaha menghindari kontak mata dengan sang Kakak tapi Neko tau kalau adiknya akan mulai berbohong.
"Jangan coba-coba berbohong padaku, Apasra Lertprasert, aku sangat mengenal adikku seperti apa kelakuannya. Berbohong bukanlah jalan terbaik yang bisa kau lakukan karena aku akan semakin percaya kalau kau ada sesuatu dengan supirmu itu."
"Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan dia kalau itu yang ingin kau tau,"
"Hmmm?" Neko tidak percaya.
"Belum–," jawab Yoko lirih pada akhirnya.
Neko melangkah mundur dan Yoko hanya bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak lagi berani menatap mata sang Kakak.
"Kalian saling memiliki perasaan kan?"
"Tidak!" kali ini Yoko tidak lagi menjawabnya dengan ragu-ragu, "hanya aku saja yang menyukainya, hanya aku saja yang bodoh disini, dia tidak mungkin menyukai–,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
FanfictionTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...