Yoko dan sahabatnya Dea duduk berseberangan dengan tatapan yang sama-sama tajam memandang ke satu sama lain. Di hadapan mereka sudah tersedia cemilan dan dua gelas minuman, setelah kejadian kemarin Yoko ingin mendengar penjelasan ini dari Dea secara langsung bahwa sahabatnya itu sudah mengetahui siapa Faye sebenarnya jauh sebelum ia yang menemukan informasinya sendiri.
"Kau jelaskan padaku sekarang!" suruh Yoko masih dengan nada yang datar dan tidak mengalihkan pandangannya.
"Aku harus menjelaskan apa lagi? Kau sudah tau sendiri juga, bagian mana yang harus aku jelaskan kepadamu?" wajah Dea sangat menggambarkan kalau ini bukanlah pertanyaan pertama yang Yoko lontarkan mengenai Faye.
"Ya kau mengetahui jika supirku punya bisnis yang lain selain kafe, dia kakak kelasmu!"
Dea berdecak kesal, ia menyandarkan tubuhnya ke kursi dan menyilangkan kakinya, "Aku juga baru sadar kalau dia adalah kakak kelasku ketika aku melihat akun sosial media milik kafe Zeza dan sebelum itu, ya aku tidak tau sama sekali. Bahkan aku saja tidak tau kalau dia adalah kakaknya Friend."
Mendengar nama Friend, terlintas ide lain di benak Yoko, "Kalau kakaknya tidak bisa, mungkin adiknya bisa..." begitu pikirnya.
"Ya sudah aku minta maaf karena memaksamu menjawab pertanyaan bodoh ini." Yoko membuang wajahnya dan berhenti merajuk pada Dea.
"Aku tidak masalah dengan hal ini, Yo, tapi..." baru sedetik ia membuang wajahnya, tatapan Yoko kembali terlihat serius, "kalau kau menyukai Phi Faye sebaiknya kau mengatakannya langsung."
"Aku siram ya!" gertak Yoko namun Dea hanya tertawa kecil.
"Sudah jangan bohong, aku tau kalau kau sampai bersikap seperti ini karena kau masih mengerjar mantan supirmu itu kan? Sudah mengaku saja, kita sudah berteman selama 2 tahun dan pergi kemana-mana bersama. I know you, Yo." Dea terus menggoda Yoko sampai akhirnya gadis itu mulai luluh.
"Tapi aku tidak bisa, De." Geleng Yoko pelan.
"Kenapa?"
"Karena dia hanya seorang supir dan aku adalah majikannya, apa yang akan ayahku katakan kalau dia tau aku menyukai supirku sendiri?"
Dea tiba-tiba mengeluarkan sebuah koin 1000 rupiah dan memperlihatkannya pada Yoko, "Kalau ini muncul gambar, kau harus bilang padanya kalau kau suka. Kalau ini muncul angka, maka menyerahlah, oke?"
"De–,"
Tringg...
Dea melemparkan koin itu ke atas dan menunggunya jatuh tapi...
Ting... tingg... tingg...
Koin 1000 rupiah itu jatuh melambung beberapa kali sampai akhirnya masuk ke dalam saus kentang goreng milik mereka.
"Yak!!"
"Oii!"
Keduanya berteriak histeris hanya karena sebuah koin dan koin tersebut menunjukkan sisi gambar yang menghadap ke atas.
"Yo..."
"Yah..." bukannya merasa senang, Yoko malah mendengus dan merasa ini adalah pertanda buruk untuknya, "ini aku... benar-benar harus menyatakan perasaanku kepada Phi Faye?" tanyanya dengan nada lemas.
"Sepertinya iya, tidak ada salahnya untuk mencoba bukan?"
***
Yoko berdiri di depan teras rumah dan memandang ke halaman depan sembari memicingkan matanya, "Ada acara apa si Neko?"
Yoko masih memasang wajah bingungnya bahkan saat Jessie turun dari kursi kemudi mobil Ford Raptor berwarna hitam milik sang kakak, gadis itu masih diam tak bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
Fiksi PenggemarTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...