Kepala Yoko terasa sangat sakit ketika ia baru bangun tidur di pagi harinya yang ia ingat hanyalah dirinya yang sedang bermain bersama teman-temannya lalu setelahnya ia tidak ingat sama sekali. Tapi tubuhnya sudah berada di rumah, siapakah yang membawanya pulang?
"Kenapa kepalaku sakit sekali? Apa aku minum terlalu banyak ya?" Yoko memijat kedua pelipisnya.
Tadi malam...
Faye menggendong tubuh Yoko yang sudah lemas masuk ke dalam rumah, Tuan dan Nyonya Sukvimol sudah tidur, sang kakak Neko juga tidak menyambut mereka berdua, rumah terasa sepi.Faye membuka pintu kamar tidur Yoko yang tidak terkunci kemudian merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Ia juga membantu Yoko melepaskan kedua sepatunya dan menyimpan tas ranselnya di bawah.
Ketika sedang membetulkan posisi tidur gadis itu, tiba-tiba...
Srett...
Yoko menarik tubuh Faye dan mereka berdua bertatapan cukup dekat sampai Faye bisa mencium bau alkohol yang tidak hilang dari napas Yoko.
"Apa yang dia lakukan?!" Faye menarik dirinya kembali dan melepaskan tangan Yoko dari tubuhnya, "mabuk tapi rusuh, heran." Geramnya kemudian meninggalkan kamar tidur sang anak majikan.
"Kenapa kau membawa supir barumu itu ke club kemarin hah?!" Yoko yang sedang istirahat sembari memakan makan siangnya pun sampai tersedak dengan bentakan Folk.
"Folk! Kau tidak lihat dia sedang makan?" Dea mengambilkan beberapa lembar tisu untuk temannya itu.
"Yang benar saja masa dia tidak sadar kalau dia sudah melakukannya, dia membuat kita semua tertangkap basah padahal rencana kita selalu berhasil!!" Folk benar-benar mengeluarkan semua amarahnya pada Yoko.
"Aku tidak mengerti apa yang Folk katakan," Yoko mengacuhkan Folk begitu saja, "aku sudah mematikan ponselku dan tidak ada yang aku hubungi."
"Supir barumu itu mengganggu pesta kita, Apasra Lertprasert!"
Yoko menatap tajam ke arah Folk yang terus menerus membentaknya, "Aku sudah periksa ponselnya, memang benar mati. Saat supir pribadinya datang menyuruhku untuk mengambilkan ponsel serta ransel milik Yoko, semuanya aman seperti biasa." Jelas Dea, ia tidak suka berada di dalam huru-hara di antara mereka, Dea hanya berusaha untuk tetap netral.
"Ada apa dengan kau dan supir barumu itu? Kenapa yang ini protektif sekali padamu?" Folk tetap berdiri tepat di seberang Yoko, "kau tidak bisa membuatnya resign dengan cepat hah? Pengawal-pengawalmu membuatku muak!!"
Byurr...
Yoko mengambil minuman yang ia pesan dan menyiramkannya ke wajah Folk, lelaki itu bahkan belum sempat mengambil napas untuk menahan perihnya minuman manis yang masuk ke matanya.
"Ayahku tidak akan memanggil pengawal jika bukan untuk menjagaku, apa kau bodoh Folk?!" Kini suara Yoko bahkan terdengar menyeramkan, "aku sedang makan dan kau terus saja meracau seolah-olah semuanya adalah salahku, aku bahkan tidak ingat apa yang terjadi semalam!"
Folk sibuk menyeka wajahnya yang mulai terasa lengket, "Berani kau bicara seperti itu kepadaku hah?" geram gadis itu lagi.
"Jaga bicaramu Yoko, kau yang membuat pesta kita berantakan." Folk terus membela diri.
"Sudah sudah, kita pergi saja kelas sebentar lagi dimulai." Dea menarik tubuh Yoko untuk segera pergi dari sana menghindari peperangan di antara mereka berdua semakin besar.
***
Barang bawaannya hari ini cukup banyak karena ada mata kuliah yang mengadakan latihan praktik, Yoko menjinjing tasnya menuju mobil yang sudah terparkir seperti biasa beserta sang supir pribadi yang menyebalkan, Faye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
Fiksi PenggemarTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...