#18 Meat

699 94 5
                                    

Faye dan Yoko berjalan ke arah rak makanan ringan dan mengambil beberapa jenis ciki, keripik dan makanan ringan yang bisa habis dengan sekali makan. Yoko juga memilih makanan lain seperti sosis dan olahan daging beku.

"Akan di apakan olahan daging itu?" Faye melihat ke dalam freezer dimana berbagai macam berbahan dasar daging tersedia disana.

"Kita akan membuat barbeque," Yoko masih memilih daging apa yang cocok untuk digunakan olehnya, "menurutmu fillet daging saja cukup?"

Faye mengangguk, "Tentu saja cukup, yang jadi pertanyaan adalah untuk berapa orang?"

Yoko menghitung orang-orang yang akan pergi pada esok hari, "Satu, dua, tiga..." ia terus menghitung, "tujuh, delapan, di tambah dengan pegawai–," Faye yang awalnya hanya memperhatikan tangan gadis itu pun ikut menghitung setelah dirinya menyebut ada pegawai yang dihitung, "sekitar 15 orang." Yoko mengendikkan bahunya.

"15 orang ya? Baiklah kalau begitu–," Faye berniat mengambil tiga bungkus daging fillet di dekatnya tapi hanya ada dua disana, "kurang satu."

"Ah ini dia." Mereka berdua melihat tumpukan daging fillet lain di sisi lain freezer saat Yoko hendak mengambilnya, tangan Faye juga menyentuh bungkusan itu. Mereka saling berpegangan secara tidak sengaja.

Tapi Faye mengalah dan lebih memilih memasukan 2 bungkus sebelumnya ke dalam troli kemudian Yoko memasukan bungkus terakhir yang ia temukan tadi ke troli yang sama.

Mereka berjalan menuju rak dimana semua bumbu dapur tersedia beserta saus dan kecap dengan berbagai merk, "Bumbunya sudah ada?" Faye memeriksa bumbu yang biasa ia gunakan untuk barbeque apakah tersedia disana atau tidak.

"Belum. Aku sendiri bingung siapa yang akan memarinasi dagingnya nanti karena tidak semua bisa memasak dan aku sendiri tidak yakin mereka bisa memasak," jelas Yoko, gadis itu terdengar seperti sudah mengetahui perilaku orang-orang yang akan pergi besok. Sedangkan Faye hanya mengetahui beberapa dari mereka saja dan itu tidak jauh dari Neko, Yoko, Sulax dan Jessie.

Mendengar ucapan Yoko seperti itu, Faye pun memutuskan untuk menggunakan bumbu masak kesukaannya dan berharap nanti mereka juga akan menyukai masakannya tanpa Faye bilang kalau ia yang akan memasak.

"Sepertinya kau sudah tau harus menggunakan bumbu apa saja." Yoko hanya memperhatikan sang supir yang mulai memasukan bumbu pilihannya satu per satu ke dalam troli.

"Aku hanya mengira-ngira." Bohong sang supir.

Faye membawa semua belanjaan mereka ke mobil, hanya berisi 1 buah kresek besar karena Yoko tidak ingin membeli cemilan lain, bingkisan dari tuan Chirathivat sudah sangat cukup untuknya.

Bahkan setelah pulang dari bandara, gadis itu masih memeluk bingkisan yang diberikan kepadanya sembari mencicipi beberapa jenis makanan manis. Jika ia tidak ingin, Yoko tidak akan sengaja membeli makanan manis untuk ia makan di rumah. Sesekali saja bukanlah masalah dan ini adalah pemberian orang lain, jadi Yoko sangat menikmatinya.

"Sepertinya kau sangat menyukai isi bingkisan itu," Faye sesekali menoleh ke arah Yoko, "seenak itu kah?"

Yoko menutup mulutnya rapat sambil terus mengunyah, ia juga memalingkan wajahnya ke jendela ketika Faye terus menatapnya.

"Lihat saja ke arah jalan, jangan lihat ke arahku." Suruhnya.

"Aku sedang asyik memperhatikan seekor hamster makan makanan manis dan kau sangat menikmati itu, aku juga punya di rumah." Goda Faye.

"Siapa yang kau bilang seperti hamster, hah?" kini Yoko berbalik menoleh ke arah Faye dan tentu saja dengan tatapan tajamnya tapi tetap terlihat menggemaskan.

Secret Mission [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang