#8 Supercar

717 90 6
                                    

Faye mengeluarkan isi barang yang ia bawa dari dalam ranselnya, itu semua adalah catatannya selama bekerja bersama Tuan Sukvimol.

Faye mencatat semua hal dan pola yang biasa Yoko lakukan kepadanya, tujuannya bekerja di rumah Tuan Sukvimol adalah membuat Yoko menjadi anak yang penurut dan tidak lagi membangkang. Yoko bukanlah satu-satunya orang yang pernah ia jaga, ada beberapa anak para konglomerat yang sudah ia taklukan dan dirinya tidak bisa dianggap remeh dalam hal tersebut.

Faye tidak pernah memanjakan anak kliennya, ia akan menggunakan cara keras bila masih tidak bisa ia akan menggunakan cara kasar yang tentu saja seizin orang tua mereka tapi Yoko berbeda.

Yoko tidak bisa ditaklukan dengan cara yang kasar, justru semakin Faye menekannya ia akan semakin melakukan pemberontakan, "Sepertinya dia memang beda dari yang lain." Gumamnya.

"Tentu saja dia akan melakukan berbagai macam masalah agar aku bisa ia keluarkan dari rumah Tuan Sukvimol, tapi aku tidak akan berhenti sebelum pekerjaanku selesai. Karena bayaran yang ku terima juga sangat mahal...." Faye juga mengeluarkan beberapa pakaian kotornya dari ransel dan menyimpannya di keranjang cuci.

Setiap langkah kakinya membuat tubuh Faye terasa semakin remuk, ia perlahan membuka bajunya di depan cermin dan memperhatikan luka lecet di sekujur tubuhnya mulai dari siku, bahu hingga beberapa titik di punggung dan pinggangnya.

"Duh... Ini apa?" Faye membuka kaos dalamnya, tato di bawah rusuk kanannya bertuliskan 'I promise not to go if you promise to stay' mulai berwarna biru keunguan dengan diameter yang cukup lebar akibat tabrakan yang disebabkan oleh Yoko.

"Astaga, ini b-benar-benar sakit..." Faye menurunkan kembali kaos dalamnya.

Faye mengeluarkan sebuah laptop dari dalam lemari penyimpanan dan mulai menyalakannya, ia mencari beberapa nama teman-teman Yoko yang sempat ia temui di club malam pada waktu itu.

"Orang yang paling aku kenal adalah dia...," tunjuknya pada wajah Dea, "dia anak pengusaha minyak di negeri ini, minyak mentah ya." Faye menuliskan semua biodata dan informasi yang bisa ia dapatkan tentang Andrea Alexandra Agatha atau yang biasa dia dengar dengan nama Dea.

"Dia pernah sekolah di SMA internasional, hmm... dia sangat pintar ternyata," Faye mengangguk dan mengakui kalau semua yang ia lihat adalah informasi yang valid, "aku akan memulainya dari dia."

Di luar rumah Faye, Yoko yang sudah selesai menghabiskan semangkuk bubur ayam dan meminum segelas teh tawar hangat pun segera membayar sarapan paginya kepada sang pedagang.

"Pak, ini tuh yang punya rumahnya siapa? Rumahnya bagus." Alasan Yoko.

"Oh ini, siapa ya, saya juga kurang tau, Kak. Tapi yang pasti sih yang punyanya orang kaya ya, kalau tidak salah dia pengusaha, kalau tidak salah saya juga." Jelasnya sembari memberikan uang kembalian pada Yoko.

Yoko pun mengambil beberapa foto dari rumah yang Faye datangi ini dan kembali pulang menaiki motornya.

***

Pagi-pagi benar, Faye sudah pulang kembali ke rumah Tuan Sukvimol, ia kembali membawa ransel berisikan baju bersihnya dan laptopnya kali ini.

Ia melihat beberapa pegawai di rumah itu sudah selesai mencuci mobil yang akan digunakan oleh masing-masing anggota keluarga, ada Jessie juga yang sedang mengelap kaca mobil Honda Civic type R berwarna hitam milik Neko.

Dari kejauhan setelah Faye naik ke lantai 2, pintu kamar tidur Yoko sudah terbuka lebar yang berarti gadis tersebut sudah bangun, "Tapi ini masih pagi?" pikirnya. Ini terlalu pagi.

Yoko bangun pagi-pagi sekitar jam 6 dan segera masuk ke dalam ruang wardrobenya untuk memilih pakaian apa yang akan ia kenakan hari ini. Tapi pandangannya teralihkan pada meja dan kursi yang berada di sudut ruangan, ia baru ingat dengan foto rumah yang kemarin di kunjunginya.

Secret Mission [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang