Folk melihat Yoko yang baru saja turun dari mobil miliknya, gadis itu membawa barang-barang yang memang ia butuhkan untuk menghadiri sebuah acara di fakultasnya. Faye yang membantu Yoko mengeluarkan barang-barang itu dari kursi belakang pun tetap berdiri di luar mobil sampai sang majikan menghilang dari pandangannya.
"Yoko...." Panggil lelaki itu sembari mengimbangi langkah Yoko. Tidak ada respon yang berarti yang Yoko berikan, gadis itu tidak peduli dengan kehadiran Folk setelah apa yang terjadi di antara mereka beberapa waktu lalu.
"Aku melihatmu kemarin di acara supercar tapi sepertinya kau tidak melihatku."
"Aku melihatmu." Jawabnya singkat.
"Benarkah? Kapan?"
"Entah, supirku yang memberitahukannya." Senyuman di wajah Folk segera menghilang ketika mendengar kembali sosok supir pribadi Yoko.
"Oh ya, kita sudah lama tidak pergi ke club lagi, bagaimana kalau kita kesana malam ini?" Folk masih berusaha mencoba peruntungannya.
"Aku sedang sibuk, aku tidak bisa pergi." Tolak Yoko, Dea yang baru saja sampai di depan keduanya berusaha menelaah apa yang sedang terjadi.
"Ayolah... De, kau juga mau ikut kan kalau kita ada pesta lagi ke club?"
"Hah? Ke club?" mata Dea melirik ke arah Yoko, "aku tidak tau, aku hanya ikut Yoko saja." Dea segera mengambil tas yang dijinjing Yoko dan membantunya pergi ke aula lantai atas.
"Aku sedang benar-benar sibuk Folk, nanti saja kita bicara lagi." Yoko sudah malas berurusan dengan orang yang tidak beretika ketika berbicara padanya seperti Folk. Tapi wajar saja karena mereka berdua baru saling mengenal ketika berkuliah disini, Folk yang menempuh pendidikan di bidang tata boga sedangkan Yoko yang berada di ilmu komunikasi memang jarang bertemu. Mereka semakin akrab ketika Folk mendatangi komunitas supercar saat ia membawa mobil Ferrari SF90 Stradale, beberapa orang melirik ke arah datangnya Folk termasuk Dea, Becky, Richie dan Yoko.
Mereka semua saling berkenalan dan mengetahui kalau mereka berkuliah di kampus yang sama. Beberapa kali, Folk mengajak Chet untuk bergabung dan bermain bersama dengan Yoko, Dea dan Becky, dan sudah beberapa kali juga Folk berbicara tidak sopan kepada Yoko. Lelaki itu tau siapa Yoko sebenarnya tapi tetap saja, terkadang sifat angkuhnya tidak bisa diredam.
***
Faye turun dari mobil dan mendatangi Pam yang masih mengelap kaca bagian depan kafenya, "Buatkan aku sarapan." Suruhnya sembari duduk di sebuah sofa.
"Mau sarapan apa?"
Tapi setelah ditanya seperti itu, Faye tidak menjawabnya lagi, "Mau sarapan apa, Bos?" tanya Pam lagi, kali ini ia menatap wajah Faye lebih dekat.
"Oii!! Jauhkan wajahmu, aku sedang berpikir." Gerutunya.
"Ya cepat, mau makan apa?" Pam menyimpan lap dan semprotan air yang ia pegang ke atas meja.
"Nasi goreng saja, jangan pedas." Pam mengangguk dan segera membuatkan pesanan sang pemilik kafe.
Faye perlahan memijat dahinya, ia juga memejamkan matanya sejenak. Selain harus menyembunyikan identitas aslinya, ada hal lain seperti pekerjaan dan tempat tinggal yang harus ia sembunyikan tapi beberapa orang kini sudah mengetahui dengan sendirinya siapa Faye sebenarnya.
Gukk...
Sebuah gonggongan kecil membuat Faye kembali membuka matanya dan terdiam sejenak, akhirnya anjing kecil dengan ras pomeranian itu berhasil membuatnya tersenyum.
"Sunny!" pekiknya sembari mengangkat tubuh mungil anjing pomeranian jantan itu ke atas pangkuannya, "Mommy pulang, Sunny sudah makan?" ucap Faye mengajak bicara anjing tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [END]
Fiksi PenggemarTentang seorang gadis yang menggemaskan, cantik, pintar dan berbakat dalam segala hal tetapi cukup licik untuk mengelabui keluarga dan orang sekitarnya. Sang Ayah terpaksa meredam kenakalan anak bungsunya itu dengan berbagai cara sampai harus mencar...