Masa tidak pakai persiapan?

155 20 0
                                    

Hari terus berlalu, berganti bulan dan waktu. Hubungan mereka pun sudah berjalan selama 1 tahun, dan selama itu mereka jarang sekali bertemu karena kesibukan masing-masing. Alvarez dengan kesibukan perangnya, dan Raihana dengan studinya.

Walau begitu, jika ada waktu, mereka pasti menyempatkan diri untuk bertemu, walau sekadar menonton atau makan bersama. Itu sudah cukup bagi mereka.

Meskipun terkesan dingin, sikap Alvarez pada Raihana selalu perhatian dan lembut. Dari jauh, Alvarez juga selalu mengawasi Raihana, seperti saat di kampus maupun di tempat-tempat yang biasa Raihana kunjungi. Ia akan mencari informasi siapa saja yang mendekati wanitanya.

Hari ini adalah jadwal mereka bertemu, dengan Raihana yang menjemput Alvarez menggunakan mobil yang memang diberikan oleh sang ayah jika ingin keluar, tetapi tentu dengan izin dari kepala keluarga.

Raihana memberikan sindiran pada Alvarez, karena ia baru saja menyelidiki dan tahu bahwa sang kekasih ternyata memiliki banyak teman wanita. Hal itu membuatnya ragu, dan ia pun bertanya pada Alvarez. Jawaban yang didapatnya adalah:

"Ya, mereka cuma teman. Kalau kamu kan lebih dari teman," jawab Alvarez sambil tersenyum. Menyadari bahwa suasana hati sang wanita mulai tidak baik, Alvarez pun mengajaknya pergi.

"Han, temani saya ke suatu tempat, yok," ucapnya sambil berdiri.

"Kemana, Mas?" tanya Raihana heran. Tak ada jawaban, Raihana pun berdiri mengikuti Alvarez yang membukakan pintu mobilnya.

"Kemana, Mas?" ulang Raihana.

"Nanti, Mas tunjukkan," ucapnya.

Dengan Raihana yang mengemudikan mobil tersebut, Alvarez memberikan petunjuk. Mereka tiba di sebuah rumah dengan suasana yang asri.

"Rumah siapa, Mas?" tanya Raihana heran.

"Rumah Papi," jawab Alvarez sambil membukakan pintu mobil Raihana.

"Astagfirullah, Mas! Kok nggak bilang? Ini gimana penampilan saya, bagus nggak?!" ucapnya panik. Bagaimana tidak? Tanpa aba-aba, Alvarez langsung mengajaknya mengunjungi rumah sang Papi yang memang saat itu sedang ramai oleh keluarga besarnya.

"Udah nggak apa-apa, bagus kok. Biar saling kenal," ucapnya.

Memang, Alvarez ini penuh kejutan. Lihat saja, Raihana yang deg-degan sambil memoles sedikit bibirnya dan menambahkan bedak baru, baru ia turun dari mobil. Mereka pun masuk ke dalam.

Alvarez memperkenalkan Raihana pada semua keluarganya. Jika pada Papinya, ia sudah izin terlebih dahulu untuk membawa teman wanitanya. Bagi keluarganya, jika Alvarez sudah membawa wanitanya untuk diperkenalkan, sudah dipastikan bahwa Alvarez sangat serius dengan wanita itu.

"Mbak, kok mau sih sama Bang Al? Lihat mukanya aja kaku begitu," ucap Azka, yang mendapat tatapan datar dari sang abang.

"Haha, nggak tahu, Ka. Mungkin memang jodoh," ucap Raihana. Dia memang punya karakter yang mudah bergaul, oleh karena itu dia cepat akrab dengan keluarga Alvarez.

Selama Raihana bercengkrama dengan keluarganya, Alvarez hanya memperhatikan dari jauh bagaimana kekasihnya itu mampu memikat hati keluarganya.

"Look, if it’s just a friend, how could I bring her here? Kalau wanita yang saya cintai, baru saya bawa," goda Alvarez sambil mengambil minuman yang ada di dekat Raihana dan langsung menghindar sebelum Raihana memukulnya.

Tak terasa, waktu terus berjalan. Sekarang hari mulai sore, sudah waktunya ia pulang.

"Han, mau diantar Alvarez atau gimana?" tanya sang Papi.

"Sama Alvarez saja, Pi," ucapnya sopan, lalu menyalami keluarga di sana.

"Al, besok bawa lagi Raihana ya. Besok kan ada acara di sini, jangan sampai nggak datang ya, Han," ucap sang nenek.

"Insyaallah, Nek. Permisi ya, Nek," jawabnya.

Lalu mereka pun pergi, dengan Alvarez yang mengemudikan mobil.

"Mas, lain kali jangan gitu dong. Masa mengunjungi Papi dan Mami nggak pakai persiapan saya," omelnya.

"Haha, yes dear. But you’re fine, right?" tanya Alvarez. Baginya, kenyamanan Raihana adalah nomor satu.

"Iya," jawab Raihana sambil tersenyum ke arah Alvarez, karena ia sudah membuktikan bahwa Alvarez serius dalam hubungan ini.

"Historically, don’t think about unnecessary things. I have many friends, but the woman I love is only you, Raihana Alexandria Mahardika," ujar Alvarez sambil memegang tangan Raihana.



"Pernikahan itu bukan tentang dua orang yang akan bersatu, tetapi tentang dua keluarga yang berbeda pandangan dan budaya." — Damian Navrendra

•••

Jangan lupa vote, gaes!

Cinta Dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang