Setelah hari di mana Alvarez mengungkapkan perasaannya, ia dan Raihana tak pernah bertemu karena kesibukan masing-masing. Akhirnya, hari ini mereka bisa bertemu. Raihana, dengan mengenakan gaun seatas lutut, masuk ke dalam mobil yang dibawa oleh sang kekasih.
Melihat baju Raihana yang menurutnya sangat pendek, membuat Alvarez sedikit tak nyaman. Ia mengajak Raihana pergi menonton bioskop. Mereka memilih genre action, ya, kesukaan mereka sama. Mereka suka film action, walau terkadang Raihana juga menyukai film romantis.
Sepanjang perjalanan, Alvarez terus memperhatikan setiap mata yang melihat sang kekasih. Ia tak ingin ada pria yang melihat kecantikan wanitanya. Dia bertekad akan menegur Raihana setelah ini.
Kini mereka sudah sampai di rumah jenderal besar tersebut. Saat Raihana ingin keluar, Alvarez mencegatnya.
"Tunggu, Han."
"Ya, Mas?"
"Besok tidak usah pakai baju seperti ini lagi, ya. Mas tidak suka kalau kamu dilihatin sama cowok selain Mas," ujarnya, yang membuat Raihana terdiam sejenak.
"Ya sudah, mulai besok Hana janji nggak akan memakai pakaian seperti ini," jawab Raihana, karena ia tahu bahwa Alvarez tak ingin melihatnya mengenakan rok di atas lutut.
"Oke, cantik. Mas pergi dulu ya, Mas juga ingin ke rumah Eric sebentar," ujar Alvarez.
"Hahaha, iya, Mas. Ya sudah, Mas hati-hati ya."
"Iya, langsung istirahat nanti ya," ucapnya sebelum mobil tersebut melaju meninggalkan kediaman Mahardika.
Begitu masuk ke dalam rumah, Raihana langsung disambut oleh adiknya, Diego Putra Mahardika, dengan senyuman khasnya, menghampiri sang kakak.
"Khm, Mbak, diantar siapa tadi tuh? Kenalin dong," ucapnya.
"Ish, mau tau aja kamu nih."
"Ya kalau gitu, kenalin dong," ujarnya, lanjut menggoda. Namun, Raihana tak menggubris godaan sang adik dan langsung pergi ke kamar.
Sementara itu, di sisi lain, Alvarez yang baru saja tiba di kediamannya setelah diantar oleh Eric, yang mobilnya ia pinjam tadi — karena saat ingin pergi, Alvarez terlebih dahulu dijemput oleh Eric pada sore hari.
"Bang, dari mana?" tanya sang adik lelaki berparas tampan tak jauh berbeda dengannya, Zavran Navrendra, putra bungsu keluarga Navrendra.
"Nggak dari mana-mana, cuma pergi aja," ucapnya, karena memang dia belum menceritakan apapun pada keluarganya, terlebih hubungan dia dengan Raihana baru saja terjalin.
"Hm, oke deh."
"Mami, Papi, sama yang lain ke mana?" tanya Alvarez yang melihat rumah begitu sepi.
"Papi, Mami lagi keluar. Terus Kak Bella sama Kak Bianca ada di kamar," jawab Zavran.
"Oh, oke. Abang masuk kamar dulu," ujar Alvarez, yang memang kaku dalam berkomunikasi, meskipun sudah di rumah dan bukan dalam acara perwira atau semacamnya, tapi tetap saja ia kaku saat bicara.
Belum sempat Alvarez masuk ke dalam kamar, rupanya sang Papi dan Mami tiba di kediaman.
"Pi, Al mau bicara," ucap Alvarez saat melihat sang Papi duduk di ruang keluarga.
"Ya, kenapa?" tanya Damian.
"Al mau bawa teman Al ke sini, boleh?"
"Boleh, kapan mau bawa?"
"Teman apa teman ini... atau calon menantu Mami?" goda sang Mami, karena tahu siapa 'teman' yang dimaksud oleh Alvarez.
Alvarez yang mendengar godaan sang Mami tersenyum sambil mencium pipi sang Mami, "Nanti juga Mami tauu." Lalu, ia menjawab pertanyaan sang Papi.
"Secepatnya, Pi," ujar Alvarez dengan nada semangat, lalu langsung masuk ke kamarnya.
Jika ditanya soal apa yang membuat Raihana jatuh pada pesona perwira muda itu, entahlah. Mengungkapkan perasaan lewat kata-kata bukanlah keahlian Alvarez, tapi dia hanya bisa menunjukkan lewat sikap.
Sikapnya yang perhatian, lembut, sopan, dan sering memberikan "kado" kecil yang dibelinya saat bertugas lalu diberikan kepada Raihana. Sikap seperti itulah yang membuatnya istimewa dan berbeda dari para lelaki yang mendekati Raihana, yang biasanya hanya menggunakan kata-kata manis tapi minus tindakan. Sikapnya persis dengan sang ayah, Jenderal Adnan. Bukankah Raihana pernah bilang bahwa ia ingin memiliki suami seperti sang ayah?
Jika ditanya Alvarez, dia akan berkata yang sama tentang bagaimana Raihana bisa memahaminya. Kesibukannya di dunia militer, kekakuannya — ya, semua orang, termasuk keluarganya, bilang dia kaku sehingga terkesan pemarah karena sering memasang wajah datar.
Baginya, Raihana itu istimewa. Semuanya dari diri Raihana dia suka. Jika dia sudah memilih, apalagi soal wanita, seberat apapun rintangannya, akan dia hadapi.
•
•
•"Lelaki tampan, cerdas, dan tentu saja tentara. Itulah Alvarez yang mampu membuat gadis suka disco ini luluh." — Raihana Siena Mahardika
•••
Jangan lupa vote, gaes!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Kesetiaan
General FictionTanpa cinta dunia ini hampa dan tanpa kesetiaan cinta itu tidak ada