Chapter Empat

97 66 123
                                    

Happy Reading🌹

Cinta? Apa cinta dan luka itu hal yang sama? Pasalnya kasih sayang yang kalian bahas itu tidak sama dengan apa yang aku dapat.

-Bilyla Danina Aludra-

----------

"Balapan?"

"Enggak. Gue gak mood." Danina menatap datar sosok yang ada di hadapannya.

"Kenapa? Takut?"

"Apaan sih lo?" Mata Danina yang semula datar kini berubah menajam.

"Lo bisa gak sih enyah dari sini Kak?"

"Enggak. Sebelum lo nyerah."

"Kak Gio! Gue udah bilang jangan suka sama gue Kak."

"Why? Lo yakin gak bakal nerima gue?"

"Apa lagi yang harus gue jelasin? Gue udah tahu semua tentang lo."

Tangan Gio terangkat mencengkram rahang Danina kuat. "Apa yang lo tau tentang gue?"

Danina menghela nafas sejenak, dia menatap sekeliling, dia takut. Dia jadi menyesal ketika tadi dia menarik Gio menjauh dari keramaian, kini jika sesuatu terjadi padanya dan dia berteriak, dia yakin tidak akan ada yang mendengar karena keramaian di arena balap sana begitu ricuh.

"Lo pikir otak cowok mana yang gak liar ditarik ke tempat sepi sama cewek yang pernah nyatain perasaan ke dia. Gue normal Danina, lo ngasih gue harapan dan setelah gue nyatain perasaan ke lo, lo pergi tanpa jawaban."

"Gue.."

"Dan ketika kita akhirnya ketemu lagi, lo narik gue ke tempat sepi, lo malah minta gue buat gak suka sama lo. Apa sih yang ada di otak lo itu?"

"S-sorry Kak.. gue kebawa emosi."

"Kenapa lo pindah sekolah? Lo ngehindar dari gue?" Gio memejamkan matanya menahan emosi. Emosinya langsung naik ketika dia tidak menemukan gadis itu di sekolah mau pun di rumah gadis itu.

"Gue terpaksa Kak. Ibu yang minta." Kali ini Danina tidak bisa menahan air matanya. Dia tidak bisa jika harus membicarakan keluarganya. Danina akan cerita, tapi bukan sekarang.

Gio melunak, dia tahu persis keadaan keluarga gadis di depannya, dia mengusap air mata Danina lembut. "Gue emosi waktu denger lo balik ke rumah Ayah lo. Tapi gue gak ekspektasi kalo lo bakal pindah sekolah ke sekolah Jevan. Lo sengaja?"

"Enggak. Gue gak tau kalo Jevan sekolah di situ. Kalo lo udah tau Kak, kenapa nanya alasan gue pergi?"

"Gue pengen mastiin dari mulut lo langsung."

"DANINA!" Seseorang meneriaki namanya begitu lantang bahkan hampir terdengar seperti bentakan.

Danina menoleh terkejut, matanya membulat ketika melihat kedatangan Jevano. Lelaki itu tiba-tiba saja menarik Gio kasar menjauh dari Danina. "Gak usah kasar jadi cowok." Jevano menatap Gio marah.

Gio mengerutkan keningnya tak mengerti dengan sikap Jevano. "Lo punya Masalah apa sama gue?" Tanya Gio kesal

"Lo gak punya masalah sama gue, tapi lo kasar sama cewek gue dan itu masalahnya."

"Argumentasi dari mana lo bilang gue kasar?"

"Gue merhatiin kalian berdua dari jauh. Lo bikin Danina nangis."

Gio terkekeh sinis. "Oh jadi yang lo maksud cewek lo itu Danina? Lo sakit? Apa lagi mimpi?"

Jevano tidak mau lagi mendengarkan ocehan orang di depannya, Gio itu memiliki hubungan yang tidak cukup baik dengannya. Dengan terburu lelaki itu menarik lengan Danina menjauh dari sana. Dia membawa Danina menuju tempat di mana motornya terparkir.

Her Roses and Whispers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang