Happy Reading🌹
Desiran angin malam menyapu lembut helaian rambut dari wajahnya, seolah tengah membelai hingga pori-pori, Danina mengeratkan jaket yang menempel di tubuhnya. Udara terasa begitu dingin. Kini jam menunjukkan pukul 11.30 P.M, malam ini dia akan memenuhi ajakan Hiu untuk balapan.
Danina menaiki motor sport miliknya, motor berwarna biru yang dia beli dengan uang hasil dia menabung, tidak mungkin kan jika dia memintanya langsung dari kedua orang tuanya? Bahkan selama ini dia menitipkan motornya pada Gio, baru kemudian dia ambil setelah tinggal di apart milik Kakaknya Mara.
Gadis itu menjalankan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, membelah jalanan kota Jakarta di tengah malam. Jadi.. ini kebebasan? Yah, ini adalah kehidupan yang selalu dia rasakan. Penuh kebebasa, tanpa ada larangan. Memangnya siapa yang akan melarang? Memangnya ada yang peduli?
15 menit perjalanan hingga motornya berhenti tepat di depan motor milik Gio. "Sampe," ucap Danina seraya menepuk stang motornya, meniru tokoh Tatang di sinetron Dunia Terbalik. Gadis itu melepas helm full face-nya, membiarkan rambut panjangnya yang tadi digulung jatuh tergerai, tentu saja hal itu menjadi pusat perhatian Gio dan teman-temannya.
Danina tersenyum kemudian melambaikan tangannya. Gio membalas Danina dengan senyuman yang tak kalah lebar, dia menuruni motornya kemudian menghampiri Danina. "Cantik," ucapnya seraya menyingkirkan anak rambut Danina menyelipkannya di belakang telingan Danina.
"Apa sih Kak." Danina tersenyum.
"Lo mau?"
"Yes." Danina mengangguk mantap tanpa ada keraguan.
"Ada Jevano sama temen-temennya." Gio menunjuk gerombolan yang berisi beberapa orang di seberang sana menggunakan dagunya. Danina mengikuti arah tunjukan Gio, saat itu pula matanya bertemu mata milik Jevano yang menatapnya tajam.
"Jevano ikut?" Tanya Danina memalingkan wajahnya cepat.
"Gak. Yang ikut cuma Mara sama Cakra. Gue udah daftarin nama Lo, jadi Lo bakal tanding sama Cakra, Mara, Dean dan Arga."
"Lo gak ikut?"
"Gue panitia kali ini."
"Itu sebabnya lo kurangin peserta karena khawatir sama gue?"
"Tebakan lo bener ada orang yang khawatir sama lo, tapi sayangnya orang itu bukan gue. Jadi.. yang ngasih kuota peserta bukan gue."
"Trus?"
"Lo gak perlu tau."
"Ngapain di sini?" Suara bass itu mengalihkan perhatian kedua orang itu. Di samping Danina sudah berdiri seorang laki-laki, siapa lagi kalau bukan Jevano?
"Bukan urusan lo."
"Pulang."
"Gak bisa, gue ikut balapan."
Jevano menatap Danina dengan kedua bola mata yang membesar, dia jadi terbawa emosi. "Lo gila apa! Kalo lo kenapa-napa gimana? Dari awal gue liat nama lo di daftar peserta, gue gak suka! Gue khawatir Danina."
"Berhenti peduli Jev!"
"Danina.."
"Tinggalin gue ya.. ada Kak Gio yang jagain gue kalo lo khawatir."
"Apa yang lo bicarain sama Kya tadi siang?" Tanya Jevano tiba-tiba.
"Jev.. pergi. Buat kali ini."
Lelaki itu menghela napas beratnya dengan terpaksa dia melangkah meninggalkan Danina, gadis yang akhir-akhir ini menggangu pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Roses and Whispers (End)
Romance(Proses revisi) Billyla Danina Aludra. Seorang gadis yang masih mendudukkan dirinya di bangku putih-abu. Bagi sebagian orang tinggal bersama kedua orang tuanya adalah sebuah anugerah, berbeda dengan Danina. Gadis itu lebih nyaman tinggal sendiri ket...