Chapter Dua Puluh Enam

25 22 0
                                    

Happy Reading🌹

Hari telah berlalu, esok adalah saat mewujudkan keinginan Kya-gadisnya- semua peralatan sudah Jevano siapkan, dimulai dari peralatan untuk dirinya mau pun untuk Kya. Dari pulang sekolah hingga kini matahari hampir menenggelamkan dirinya, Kya masih setia memejamkan matanya. Sedangkan Jevano tidak henti-hentinya menunggu gadisnya, bahkan pikirannya kembali pada kejadian beberapa tahun yang lalu.

Pada mulanya kedekatannya dengan Kya hanya sebatas Rekaya Ibunya yang memintanya untuk menjaga Kya yang notabene nya adalah keponakan Ibu angkatnya, Ibunya, Helana, ia dinyatakan tidak dapat menghasilkan keturunan atau yang disebut mandul. Hal itu membuat Helana begitu menyayangi keponakannya ditambah riwayat keluarga gadis itu bisa dibilang berantakan.

Lucu yah, diawali dia hanya bertugas menjaga Kya yang dulu dia kira adalah adik sepupunya perlahan berubah. Kira-kira usianya 13 tahun, saat dia mengetahui fakta bahwa dia bukan anak kandung Helana. Itu pun Helana tidak mengetahui bahwa Jevano telah mengetahui fakta tersebut.

"Kak.." Kya terbangun dari tidurnya, menangkap sosok Jevano tengah menunggunya bangun. "Kenapa Kya gak dibangunin?"

"Gak Ky.. kasian, gue gak tega banguninnya."

"Besok jadi kan?"

"Sebenernya gue gak yakin sama keadaan lo," ungkap Jevano.

"Lo udah janji, Kak!"

"Iya Ky, karena ini permintaan Lo, gue turutin."

"Heheh makasih."

"Nanti ada Ayah sama Bang Mahestra," ucap Jevano memberitahu.

"Oh ya?"

Jevano mengangguk. "Itu permintaan lo yang lain kan?"

"Iyaa. Makasih Kak."

"Udah minum obat?"

"Udah Kak."

"Barang-barang punya lo udah gue siapin."

"Makasih." Kya benar-benar bersyukur memiliki kekasih seperti Jevano. Kebahagiaannya melonjak drastis dia tidak menyangka besok dia akan keluar dari ruangan medis itu. Yah meski hanya sebentar. Dan lagi! Ayah dan Kakaknya akan turut hadir!"

"Sekarang kamu istirahat lagi."

"Kakak pulang aja tuh, istirahat, Kya ngantuk lagi kayanya pengaruh obat deh." Setelah mengatakan itu, kelopak mata Kya terpejam perlahan, tak lama disusul Jevano yang menaruh kepalanya di sisi ranjang.

🥀🥀🥀

Jevano mengerutkan keningnya dalam tidurnya, dia merasa begitu banyak pergerakan di sekitarnya, dia membuka matanya. Lelaki itu menatap bingung beberapa suster yang terlihat tengah terburu-buru. Di belakangnya seorang datang baru saja tiba.

Jevano menegakkan punggungnya perlahan bergerak menjauh memberi ruang pada sang dokter. Jantungnya berdetak kencang, hatinya begitu was-was, apa terjadi sesuatu pada Kya selama dia tidur?

Jevano menatap khawatir ke arah Kya, bahkan dia tidak sadar ujung matanya kini telah berair, Jevano takut... Takut terjadi sesuatu dengan Kya. Benaknya berfirasat, namun cepat-cepat dia tepis sejauh mungkin. Tidak mungkin kan?

Her Roses and Whispers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang