Chapter Dua Puluh Delapan

17 15 0
                                    

Happy Reading🌹

Pukul 15.30 WIB

Mara berkali-kali menelpon kekasihnya, Danina, namun berkali-kali itu pula sambungannya ditolak oleh sang lawan. Kejadian yang gadis itu alami di kantin telah sampai pada telinganya, selepas sekolah Mara segera menghampiri Danina di apartemennya, namun gadis itu malah meminjam mobil miliknya bahkan Danina pergi tanpa mengganti seragam.

Gadis itu pergi tanpa memberinya kabar sedikitnya pun, yang membuat dia khawatir adalah gadis itu pulang dalam keadaan mata yang begitu sembab. Pandangan mata Danina juga terlihat sangat kosong, entah apa yang telah terjadi?

Merasa tak kunjung mendapatkan jawaban setelah lebih dari 1 jam menunggu, Mara memilih pergi mencari Danina, oh dia lupa semenjak kejadian kecelakaan saat itu dia jarang menggunakan motornya, kali ini pun dia enggan menggunakannya. Lalu dia pakai kendaraan apa? Dia datang menggunakan mobil dan sekarang mobilnya tidak ada. Mungkin di parkiran motor Danina diletakan di sana. Mara berfikir sejenak.

"Mobil Bang Gio." Mara meraih ponselnya mencari nama Kakaknya itu, sekalian dia ingin bertanya keberadaan Danina.

"Bang, mobil lo di parkiran kan?" Tanya Mara begitu sambungan terhubung.

Itulah Mara, dia tidak suka bertele-tele apalagi dengan Kakaknya itu, dia hanya akan menghubungi Kakaknya jika membutuhkan jika tidak, maka tidak akan.

"Hmm. Kenapa?" Tanya Gio dari seberang sana.

"Gue minjem mau cari Danina."

"Danina di tempat biasa, dia habis nemuin Kakaknya. Kunci mobil ada di lemari."

Setelah sambungan terputus, lelaki itu dengan segera beranjak dari tempatnya, menurut dengan apa yang dikatakan oleh Kakaknya, Mara melakukan mobilnya menuju tempat yang dimaksud Danina, danau. Tak membutuhkan banyak waktu Mara telah sampai.

Di dekat danau sana, bisa dia lihat seseorang tengah memunggunginya, namun itu perawakan laki-laki bukan perempuan.

Lelaki itu yang merasakan pergerakan seseorang membalikkan tubuhnya. "Ngapain lo di sini?" Tanyanya melihat kehadiran Mara.

"Pacar lo yang ngasih tau?"

"Jev.. itu gak penting sekarang, Danina di mana?"

"Lo pacarnya kenapa nanya gue?"

"Gue serius."

"Kenapa lo ke sini? Tempat ini gak banyak yang tau," ucap Jevano mengabaikan perkataan Mara.

"Sorry Jev.. bahkan sebelum lo ke sini gue udah tau tempat ini, bahkan gue yang ngasih tau Danina soal tempat ini."

Sejauh apa hubungan lo sama Danian sampe lo ngaku-ngaku kaya gitu?"

"Gue temen kecilnya." Mara menanggapi Jevano dengan kepala dingin, berbeda dengan lelaki itu yang terus menyerangnya dengan emosi."

"Jauhin Danina, Mar.. gue mohon.. balikin gue butuh dia."

"Kenapa?"

"Gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang lagi."

"Lo sayang sama Danina?"

Her Roses and Whispers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang