Chapter Dua Puluh Dua

34 18 0
                                    

Happy Reading🌹

Jevano mengusap wajahnya gusar, lelaki itu tak henti-hentinya menghela napas, tangannya menggenggam tangan gadisnya yang kini tengah terbaring dengan beberapa alat medis yang menempel di tubuhnya. Tangan kanannya terulur mengusap puncak kepala Kya dengan lembut, namun pergerakannya terhenti, matanya menatap nanar beberapa helai rambut yang rontok di tangannya.

"Kak Jevan gak usah sedih," ucap Kya meraih tangan milik Jevano yang berada di atas kepalanya. "Gapapa kok," ucapnya seraya tersenyum ke arah Jevano, tersenyum hangat seolah ingin memberitahu Jevano bahwa dirinya baik-baik saja.

"Gue gak sedih."

"Kak Jevan kalo lagi bo'ong itu keliatan."

"Gimana gak sedih, kalo orang yang gue sayang lagi terbaring lemah kaya gini."

"Siapa yang lemah? Gue? Enak aja dibilang lemah." Kya pura-pura membuang mukanya. Yah dia hanya pura-pura kuat, sejatinya dia begitu merasa sakit.

"Kak.. kalo gue minta sesuatu lo bakal nurutin gak?"

"Apa sih yang gak gue kasih kalo tuan putri yang satu ini minta hmm?"

"Heheh, kan siapa tau."

"Emang Kya mau apa?"

Kya terdiam sejenak, ragu ingin mengatakannya. "Tapi Kak Jevan janji ya bakal turutin."

"Iya. Gue janji."

"Ajak gue pergi ke laut."

Jevano terdiam, menatap Kya dengan kening yang berkerut, bukan karena dia bingung, tapi dia tidak setuju dengan permintaan Kya. "Gak."

"Lo udah janji, Kak."

"Ky.."

"Gue udah sehat."

Jevano terlihat menimang permintaan gadis itu, bukannya dia ingin menolak hanya saja dia tidak yakin dengan kondisi kesehatan gadis itu.

"Gue gak akan mati kali kalo cuma karena pergi ke pantai. Gue mohon, Kak. Setelah ini gue janji gak akan minta apa pun lagi, gue gak akan ngerepotin lo."

"Lo ngomongin apa sih, Ky. Gue gak suka lo ngomong kaya gitu!"

"Bener Kak.. Kya janji. Ini permintaan terakhir Kya."

"Enggak. Gue gak setuju kalo ini jadi permintaan terakhir lo. Minta ke gue sebanyak-banyaknya!"

"Yaudah kabulin dulu permintaan Kya ya ini. Ajak Kya ke laut."

Jevano menghela napas pasrah. "Oke tapi gak sekarang! Kita tanya dokter dulu. Oke?"

"Siap kapten," ucap Kya dengan nada ceria, yah seceria apa pun Kya, suaranya tetap saja terdengar lemah.

"Ajak Kak Danina sama yang lain ya?"

"Kenapa?"

"Biar rame, mereka mau gak yah?"

"Nanti coba gue ajakin."

"Makasih, Kak."

🥀🥀🥀

Her Roses and Whispers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang