Cinta itu ibarat sebuah lingkaran, permulaannya adalah akhirnya. Tak kan pernah putus.
Apa-apaan ini, Do? Kamu kenapa, Do? Kenapa kertasnya banyak darah gini? Bin, Dodo kenapa?" Anand terus mengoceh, ia panik dengan kondisi adiknya.
Ada apa dengan Dodo? Simak cerita lengkapnya di bab 2 ini, selamat membaca😊. Jangan lupa votenya ya, karena itu sangat berarti untuk penulis. Makasih banyak-banyak kakak😉.
***
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎Menjelang sore hari, Anand dan Vino sudah tiba di rumah biru. Mereka bergegas mencari Abin dan Dodo. Abin tidak jadi kuliah karena dosen mengganti jadwalnya.
"Bin, bagaimana kondisi Dodo?" Tanya Vino dengan nafas yang terengah-engah.
"Dodo gapapa kan Bin?" Anand menambah daftar pertanyaan untuk abangnya yang tengah sibuk menyiapkan sesuatu di dapur.
"Aman. Demamnya udah turun. Sekarang anaknya masih tidur. Kalian bersih-bersih dulu, habis itu bantu Abang nyiapin makan malam kita ya." Abin mencuci tangannya dan mengelus rambut si bungsu.
"Beneran Dodo gapapa kan Bin?" Tanya Vino yang terlihat masih sangat mengkhawatirkan kembarannya itu.
"Gapapa Vin. Kalau masih belum yakin juga, cek aja langsung ke kamar Dodo. Tapi, cuci tangan dulu ya." Abin berusaha meyakinkan adiknya itu. Tanpa menunggu lama, Vino langsung bergegas menuju lantai dua, kemana lagi kalau bukan ke kamar Dodo.
Saat tiba di depan kamar Dodo, Vino perlahan membuka pintu kamar tersebut dengan hati-hati agar tidak mengganggu.
"Dodo, udah bangun? Kata Abin lagi tidur." Vino kaget melihat Dodo yang sedang duduk di kursi belajar sambil menata buku-buku.
"Udahlah." Jawab Dodo singkat dan tetap fokus dengan bukunya.
"Udah ga ada yang dirasa lagi? Demam nggak? Pusing nggak?" Vino menempelkan tangannya ke dahi Dodo.
"Ih, apaan sih!" Dodo seperti risih diperlakukan demikian oleh Vino.
"Diem dulu, Vino mau cek suhunya Dodo. Lagian masih sakit udah belajar aja." Gerutu Vino.
"Orang kata Abin kalau sampai nanti malam udah ga panas lagi besok udah boleh ngampus." Dodo berusaha menjelaskan.
"Masa?" Vino seakan tak mempercayai omongan Dodo.
"Kalau nggak percaya, tanya aja Abin langsung." Jawab Dodo agak ketus.
"Eh udah bangun Do? Anand baru aja mau ajak Dodo makan. Yuk makan dulu. Vino, kok belum bersih-bersih?" Anand masuk ke kamar Dodo dengan maksud mengajaknya makan.
"Dodo, bentar lagi Nand, nanggung beresin buku buat besok." Jawab Dodo.
"Besok udah ngampus?" Anand kembali bertanya sambil mengedarkan pandangannya ke Dodo dan buku-bukunya.
"Tuh kan, Anand aja nggak percaya, Do!" Vino ikut meimpali.
"Terserah kalau nggak percaya!" Jawab Dodo dengan nada kesal.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Abin tiba-tiba sudah tiba diantara mereka bertiga.
"Memang besok Dodo sudah bisa ngampus Bin?" Tanya Anand.
"Iya Abin bolehin. Asalkan Dodo sudah paham ya syaratnya?" Abin melirik ke arah Dodo.
"Iya Bin, jangan pernah maksain diri dan makan istirahat tepat waktu." Ucap Dodo mantap.
"Cakep." Puji Abin.
"Vino kan Bin yang cakep?" Ucap Vino dengan gaya percaya dirinya.
"Iya-in aja deh! Daripada tantrum." Ucap Dodo dan diikuti tawa oleh Anand dan Abin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATH PRINCE
Teen FictionMatematika itu mengajarkan banyak hal dalam kehidupan ini. Meraih kasih sayang dari orang tersayang itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Math prince adalah cerita fiksi yang menceritakan empat orang kakak beradik yang super cerdas dan suka banget...