Yuk kita kenalan sama angka dua :)
♤Angka dua adalah bilangan prima pertama
♤Angka dijadikan simbol untuk berpasang-pasangan
♤Angka dua menggambarkan semangat untuk kebersamaan dan harmonisasiAda tambahan Kak? :)
♡
♡
♡Dodo terus berkeliling mencari adik kembarnya. Senja sudah berganti malam. Dirinya tampak sudah amat kelelahan mencari, ditambah kondisinya yang baru saja kemo.
Pengunjung alun-alun juga semakin berkurang.
Dirinya semakin cemas dan sangat kebingungan.
Bagaimana jika Vino hilang? Atau di culik?
Dodo mulai mengutuk dirinya yang bisa-bisanya bertindak bodoh seperti ini.Di rumah sakit, akhirnya Abin menghubungi Dodo. Anand menceritakan kronologis kejadian dan menjelaskan apa saja yang sudah dirinya lalukan untuk mencari kedua adik kembarnya.
Abin meminta Anand melihat isi chat terakhir mereka, barangkali ada petunjuk. Anand berhasil menemukan titik terang di mana kemungkinan mereka berada, yaitu ke festival balon udara di alun-alun.
Abin meminta Anand tetap di rumah sakit, jaga-jaga jika sewaktu-waktu si kembar sudah kembali ke rumah sakit. Sedangkan Abin akan mencari mereka ke alun-alun.
Beberapa petugas rumah sakit juga diterjunkan untuk mencari keberadaan dua orang pasien yang kabur dari rumah sakit.
<Kembali ke alun-alun>
Akhirnya Dodo memberanikan diri mencoba bertanya kepada sekumpulan pemuda yang sedang berkumpul di sudut alun-alun dengan pencahayaan remang-remang.
"Maaf, saya mau bertanya, apakah melihat pemuda kira-kira setinggi ini (Dodo menunjukkan tangan di atas kepalanya) memakai jaket cokelat dan celana biru seperti ini (menunjukkan celana yang dipakainya)?"
Sekelompok pemuda itu memandangi Dodo dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dodo agak menjadi ciut dipandangi seperti itu.
Salah seorang diantara mereka menjawab.
"Kamu bukan orang sini ya?" Tanyanya dengan suara sinis, kemudian dia bertanya balik "Bagi uang cepet!" Dengan mata melotot ke arah Dodo.Dodo semakin takut dan berupaya mencari cara untuk segera pergi dari tempat itu.
"Maaf kak, saya tidak punya uang." Jawab Dodo dengan penuh kegugupan."Bohong banget sih nih anak!" Mata pemuda itu menatap summer sandal dengan ciri logo H di strap yang dipakai Dodo, itu tergolong sandal bermerk yang dipastikan harganya mahal.
"Bawa aja ke pojok sana!" Salah seorang diantara mereka memberikan sebuah ide sambil menunjuk tempat gelap di salah satu kedai yang sudah tutup.
Tanpa berpikir panjang, sekelompok pemuda yang berjumlah lima orang itu menggiring Dodo ke tempat yang dimaksud.
Dodo tak bisa berkutik saat dirinya digeret ke tempat itu. Tubuhnya sudah letih berkeliling alun-alun, tak ada tenaga untuk melawan, berteriakpun tak bisa karena mereka mengancam Dodo untuk jangan melawan apalagi berteriak.
Abin sudah tiba di alun-alun. Dia berkeliling ke segala penjuru untuk mencari si kembar. Dirinya merasa sudah tiga kali mengitari tempat ini namun belum ada titik terang.
Abin menelepon Anand menanyakan keadaan di rumah sakit, mungkin saja si kembar sudah kembali. Namun jawaban yang didapat nihil. Abin menyuruh Anand menelepon teman-teman si kembar, mungkin saja si kembar pergi ke tempat atau rumah salah seorang teman.
Di samping kedai di bawah pohon besar dengan pencahayaan yang minim. Jaket dodo dilucuti, masker topi dan sandalnya juga dilepas. Mereka masih menggeledah kantong celana dan baju untuk mencari uang yang menjadi tujuan utama mereka.
Saat diperlakukan seperti itu, Dodo merasa kepalanya sakit dan semakin sakit seperti mau pecah. Dodo memegangi kepalanya dan mengaduh kesakitan
Para pemuda itu tak memperdulikan apa yang Dodo rasakan mereka terus aja memeriksa semua sisi pakaian yang Dodo pakai.
Tiba-tiba Dodo mengeluarkan cairan dari mulutnya dan mengenai beberapa diantara mereka. Dodo muntah.
Sontak mereka semua kaget dan menghentikan aksinya. Mereka mencium cairan yang mengenai tubuh dan baju mereka dan merasa jijik.
"Parah nih anak! Dia muntah di depan kita." Ucap salah seorang pemuda yang paling jangkung dengan penuh kekesalan.
"Jijik banget gue! Uang kagak ada, dapat muntah iya!" Omel pemuda lain sambil mengusap bajunya yang kena muntah.
"Hajar aja nih anak!" Tanpa rasa belas kasihan mereka mendorong, memukuli dan menendangi Dodo. Dodo sudah tersungkur hanya dalam beberapa serangan.
"Sakit banget kepala ini" desis Dodo.
Bukan serangan dari sekumpulan pemuda itu yang membuat Dodo ambruk, tapi kepalanya yang sakit sekali tak tertahankan.
Mata Dodo sudah mulai melihat samar-samar. Sebelum semuanya menjadi gelap, dia mendengar seseorang memanggil namanya dengan lantang.
"Woy, lu apain saudara gue?" Vino berdiri tepat di depan para pemuda itu. Vino melihat Dodo sudah tergeletak di belakang para pemuda tersebut.
Dengan gagah berani Vino menantang mereka semuanya. Vino memang pernah belajar taekwondo.
Ternyata keterampilan Vino dalam ilmu beladiri itu sangat membantu dalam kondisi seperti ini. Vino berkelahi dengan lima pemuda itu sekaligus.
Lawan yang tak seimbang membuat Vino kewalahan. Beberapa kali ia tersungkur namun berhasil bangun kembali.
"Bin, datang plis." Gumam Vino sambil terus melalukan serangan untuk bertahan.
Di saat dirinya kepayahan menghadapi lawan yang tak seimbang itu, tiba-tiba seseorang datang dan membantu Vino melawan para preman.
Tak lama terdengar suara sirine mengudara. Para pemuda itu langsung berlarian morat marit. Meninggalkan si kembar yang sudah terkapar.
Vino dengan wajah yang penuh lebam berusaha bangkit dan menghampiri Dodo yang tergeletak. Pria yang membantu Vino juga turut membantu Vino mengatasai Dodo.
Vino mengenali pria yang membantunya itu tak lain dan tak bukan adalah supir taksi yang mengantar mereka tadi.
Vino mengecek hidung dan dada Dodo. Vino bernafas lega saat tahu Dodo masih bernafas.
"Vino!" Abin dengan nafas tersenggal langsung menghampiri Vino dan Dodo. Polisi patroli juga datang ke lokasi. Diantara mereka nampak sedang meminta bantuan untuk mengirimkan ambulan karena melihat ada korban.
Tanpa menunggu waktu lama, ambulan datang dan membawa Dodo. Vino dan Abin mengikuti Dodo dari belakang yang dibopong oleh tandu darurat.
Setelah sampai di rumah sakit, mereka berdua langsung diberi tindakan oleh dokter dan perawat.
Beberapa menit kemudian perawat nampak sudah selesai menangani Vino. Wajah Vino nampak diberi beberapa plester penutup luka, tangannya juga ada yang diperban.
Sedangkan Dodo masih dalam pemeriksaan. Luka Dodo nampak lebih serius sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut. Dodo juga belum sadarkan diri.
Setelah selesai di rawat lukanya, Vino diminta untuk istirahat. Terlihat Vino amat sangat merasa bersalah atas apa yang menimpa Dodo dan segala kekacauan yang terjadi.
Vino yang telah memberikan ide untuk kabur dan bahkan memaksa Dodo untuk mengikuti keinginannya. Namun Vino belum berani bicara pada Abin.
Abin dan Anand dipastikan akan tidur di ruang rawat inap si kembar malam itu untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
♡♡♥︎♡♡♥︎♡♡♥︎♡♡
Abin bakalan marahin si kembar nggak ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
MATH PRINCE
Teen FictionMatematika itu mengajarkan banyak hal dalam kehidupan ini. Meraih kasih sayang dari orang tersayang itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Math prince adalah cerita fiksi yang menceritakan empat orang kakak beradik yang super cerdas dan suka banget...