Jadilah bilangan asli yang selalu bernilai positif. Jika tidak bisa, jadilah bilangan nol yang bernilai netral. Menerima segala takdir tanpa prasangka karena keyakinan bahwa itulah yang terbaik.
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎Mendengar kata kemoterapi, membuat wajah Dodo seketika murung. Dodo sepertinya langsung teringat yang dialaminya saat kemoterapi untuk pertama kalinya.
Betapa saat itu dirinya sangat tersiksa akibat efek dari kemoterapi. Belum bisa dilupakan kesakitan yang diderita saat itu.
Dodo terlihat gelisah, kedua tangannya saling diusapkan. Abin mendekati Dodo yang terlihat gelisah. Dipegangnya tangan sang adik.
"Takut ya Do?" Dodo hanya terdiam ditanya oleh Abin.
"Kemarin gimana reaksinya setelah kemo?" Tanya Abin kembali.
Dodo menatap Abin dan kedua saudaranya yang lain. Perlahan dirinya berusaha menampakkan senyuman.
"Bin boleh nggak kita jalan-jalan? Dodo pingin banget jalan-jalan?"
Abin Anand dan Vino sontak menahan tawa. Betapa tidak, mereka mengira Dodo akan mengatakan hal lain, tapi malah meminta jalan.
Mendengar permintaan Dodo, Vino antusias mendukung seratus persen.
"Besok kita jalan-jalan ya, habis Dodo kemo." Ucap Abin.
"Sekarang aja Bin. Biar Dodo tambah semangat kemo, iya kan, Do?"
Dodo langsung menganggukkan kepala, dia tak menyangka seakan kembarannya sangat tahu apa yang diinginkannya saat ini.
"Abin coba bilang sama dr.Bima ya, boleh nggak kemonya diundur besok. Gimana?"
Vino sontak teriak kegirangan mendengarkan ucapan Abin.
"Abin superrrr baik!" Vino memeluk erat abangnya hingga terlihat kesulitan bernafas.
"Vino, ingat itu masih ada infusan, nemplok sana nemplok sini kayak gangsing aja." Omel Anand yang dibalas dengan Vino yang cemberut.
Setelah memastikan adik-adiknya sarapan dan beristirahat kembali, Abin dan Anand izin meninggalkan mereka dahulu karena ada keperluan di kampus.
Sebelum ke kampus, Abin menemui dokter Bima terlebih dahulu untuk memundurkan jadwal kemo Dodo menjadi besok agar hari ini dapat memenuhi permintaan si kembar untuk jalan-jalan.
Setelah bernegosiasi, akhirnya dokter Bima mengiizinkan dengan beberapa persyaratan untuk keamanan pasien. Abin sangat bahagia, dirinya tak sabar ingin mengabari si kembar. Tak dapat dibayangkan pasti si kembar amatlah bahagia.
***
Senja sudah mulai terlihat. Si kembar sudah resah bin gelisah menunggu kedatangan kedua abangnya yang menjanjikan akan mengajak mereka jalan-jalan sore ini.
Perawat sudah melepaskan selang infusan untuk sementara kedua anak kembar itu atas persetujuan dokter.
Vino mondar mandir di depan balkon yang membuat Dodo kurang nyaman melihatnya. Dodo sudah menyuruh Vino untuk duduk tenang, namun si bungsu tak mengindahkan permintaan abangnya yang tengah membaca buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATH PRINCE
Teen FictionMatematika itu mengajarkan banyak hal dalam kehidupan ini. Meraih kasih sayang dari orang tersayang itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Math prince adalah cerita fiksi yang menceritakan empat orang kakak beradik yang super cerdas dan suka banget...