Keypad Kalkulator ^Angka Tiga^

42 10 0
                                    

Hallo Kakak, kali kita akan membuktikan fakta unik angka tiga yang berkaitan dengan keypad kalkulator. Kakak semua harus mencobanya sih biar tambah yakin 😉
Silakan disimak.

 Kakak semua harus mencobanya sih biar tambah yakin 😉Silakan disimak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Abin dan Anand cukup kewalahan menghadapi kelakuan adik kembarnya itu. Walau masih sakit, ada saja ulah yang mereka perbuat setiap harinya.

Abin berencana akan bersikap tegas pada keduanya. Dia ingin membuat adiknya jera telah kabur dari rumah sakit sehingga mengakibatkan mereka dalam bahaya. Abin tak ingin kejadian itu terulang lagi.

Pagi itu, Dodo sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap setelah semalaman ada di IGD. Tubuhnya terlihat lemah dengan wajah yang masih pucat. Beberapa bagian tubuhnya juga terlihat lecet dan memar.

Dodo diantar dengan menggunakan kursi roda yang di dorong Abin dan seorang perawat yang memegang cairan infusannya.

Setelah tiba di kamar perawatan, Abin membantu Dodo naik ke ranjangnya. Sejak tadi di ruang IGD, Abin tak pernah menatap mata Dodo. Itu tandanya Abin sedang marah.

Saat Abin hendak berbalik arah setelah menidurkan Dodo di ranjang, Dodo memegang tangan kanan Abin. Dengan perlahan Dodo berucap.
"Abin, maafin kita ya." Suara Dodo terdengar bergetar dan dirinya tak berani menatap Abin.

Vino yang melihat Dodo minta maaf juga melakukan hal yang sama.
"Iya, maafin kita ya Abin dan Anand. Vino takut banget lihat Abin marah. Tapi, wajar banget Abin marah karena kita sudah benar-benar merepotkan.

Abin terdiam sejenak, ditatapnya kedua anak kembar itu yang masih menundukkan kepala tak berani menatapnya. Setelah menarik nafas panjang, Abin berkata.

"Nanti siang jelasin semuanya tanpa ada yang disembunyikan." Kedua anak kembar itu menjawab dengan menganggukkan kepala. Abin melanjutkan kalimatnya.

"Dodo, sarapannya dihabiskan. Vino, jangan bantuin Dodo makan. Kalau kamu masih lapar minta lagi sama perawat. Biar dokter tahu perkembangan makannya Dodo."

"Dodo nggak sanggup habiskan makan Bin. Mual banget."

"Sudah tahu sakit, masih aja kabur-kaburan." Ucap Abin dengan nada tegas. Mendemgar itu, Dodo sudah tak berani berkata apa-apa lagi. Dirinya hanya semakin tertunduk lesu dan semakin merasa bersalah.

Anand berusaha mencairkan suasana yang terasa amat tegang ini. Dirinya paham betul Abin bersikap demikian karena terlalu mengkhawatirkan adik-adiknya itu. Mereka tak ingin kejadian seperti itu terulang lagi.

"Nah bocil kembar, biarkan kita berdua kuliah dengan tenang hari ini, ya. Dengerin dan lakuin semua pesan Abin tadi. Nanti siang kita ketemu lagi." Anand menghampiri kedua adiknya satu persatu kemudian mengusap kepala mereka.

MATH PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang