Matematika mengajarkan pada kita bahwa setiap perSOALan pasti ada JAWABANnya.
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎Dodo terus berlari menerobos hujan. Dirinya tak peduli bahwa badannya masih sakit. Yang diinginkannya adalah segera pergi dari tempat itu, menjauhi saudaranya agar bisa menghentika semua kata-kata menyakitkan yang terpaksa dikeluarkan dari mulutnya.
Tubuhnya yang masih ringkih, terhenti di tengah jalan. Di saat bersamaan, sebuah sedan hitam meluncur dari arah berlawanan. Dodo terjatuh tepat di depan sedang tersebut.
***
Hujan, ini aku Bintang.
Tidak akan ada bintang kalau ada hujan. Alam pun tidak mendukungku untuk membawa dia kembali.
Mungkin ini adalah hukuman untukku karena pernah sangat membencinya di kala itu.
Siapa yang sanggup menanggung kebencian dengan sesuatu yang tidak pernah dilakukan.
Bukan maunya lahir di keluarga ini. Bukan salahnya atas segala duka yang terjadi pada keluarga ini.
"DODO, KEMBALI! DODO!!"
Abin berteriak sekeras mungkin, berharap Dodo mendengar dan kembali padanya. Abin melemah dan terduduk di bawah guyuran hujan.
"Kembalilah, Do." Ucap Abin dalam kepasrahan mendalam.
Anand dan Vino tak kuasa melihat kerapuhan Abin. Tak pernah terlihat Abin serapuh ini. Abin adalah orang yang paling kuat dan tegar selama ini.
Setelah dibujuk beberapa kali akhirnya Abin menurut untuk pulang ke rumah.
***
Akibat kehujanan semalaman, sepertinya Abin merasa tubuhnya tidak enak. Keningnya terasa hangat bibirnya kering.
Anand mendatanginya untuk mengajak Abin sarapan. Saat Abin berkata tidak enak badan, Anand langsung memeriksa tubuh Abin dan mengusulkan agar dirinya tak perlu kuliah hari ini agar bisa menjaga dan merawat Abin.
Abin sangat tidak setuju dengan usul Anand, apalagi Vino juga ikutan tidak mau berangkat kuliah saat mendengar Abin sakit.
Abin mengingatkan bahwa mereka sudah terlalu banyak izin. Jadi, tak perlu izin jika tidak terlalu penting. Mereka masih terus berusaha membujuk Abin agar bisa izin tidak kuliah, karena mereka berdua sangat khawatir meninggalkan Abin sendirian dalam kondisi sedang tidak sehat.
Mereka berdalih bahwa inilah saatnya mereka jagain Abin saat sakit. Selama ini Abin selalu sigap menjaga adik-adiknya jika sedang sakit, maka sudah seharusnya saat Abin sakit harus ada yang menjaganya.
Abin mengerti akan niat baik adiknya, tapi dia merasa sakitnya masih bisa ditangani sendiri dan hanya masuk angin biasa. Abin meyakinkan kedua adiknya bahwa dia akan baik-baik saja mereka kuliah.
Dengan berat hati, akhirnya mereka menuruti apa kata Abin. Anand dan Vino sudah berangkat ke kampus. Abin belum bisa memejamkan matanya kembali.
Perutnya mulai terasa sakit. Ya, dia tahu sudah melewatkan makan malam untuk menjemput Dodo dan sekarang belum sarapan.
Abin memaksakan diri untuk bangun. Dia harus sarapan karena dia harus segera sehat. Banyak hal yang harus dilalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATH PRINCE
Teen FictionMatematika itu mengajarkan banyak hal dalam kehidupan ini. Meraih kasih sayang dari orang tersayang itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Math prince adalah cerita fiksi yang menceritakan empat orang kakak beradik yang super cerdas dan suka banget...