Teorema Phytagoras

74 11 0
                                    

Laksana sisi miring pada teorema phytagoras yang menjadi jembatan untuk menghubungkan sisi alas dan sisi tegak.
Maka, biarlah aku menjadi jembatan itu.

▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎


"Vino bangun Vin! Dokter! Tolong adik saya! Anand berteriak memangil dokter.

"Dodo, Vino ... Abin harus bagaimana?" Ucap Abin dengan suara yang seperti tertahan di tenggorokan. Tak kuasa dirinya menghadapi kenyataan bahwa apa yang ia khawatirkan kini benar-benar terjadi dihadapannya. Menghadapi dua adik kembar yang kesakitan.

"Bin, Anand ke Vino. Abin jaga di sini buat Dodo ya." Anand menepuk punggung abangnya itu.

Sebenarnya dirinya juga tak ingin pergi, tapi dia tahu saat ini mereka harus berbagi dan HARUS KUAT.

"Kuat ya Nand...saat ini lu harus kuat, jantung pertahanan terakhir itu adalah kamu, Yunanda." Gumam Anand menyemangati dirinya sendiri.

***

<Sepuluh tahun yang lalu》

Dua orang anak kecil yang seumurab sedang bermain di teras sebuah rumah dengan wajah sumringah.

"Do, papa nggak sayang ya sama kita?" Tanya Vino kecil.

"Sayang kok, buktinya nama kita kan katanya pemberian papa, Alvino dan Alvido." Jawab Dodo kecil sambil mengelus rambut Vino.

Kemudian Vino menunjuk sebuah foto di dinding dengan mimik sedih.
"Di foto itu semuanya tersenyum, tapi rasanya Vino nggak pernah lihat mereka tersenyum pada kita."

"Vin, coba lihat ini." Dodo menampilkan senyum gigi kelincinya. "Ini senyum buat Vino." Lanjutnya.

Vino terlihat manyun namun sebenarnya dirinya terhibur dengan candaan Dodo.

"Do, Bang Bintang nggak sayang sama kita? Vino juga mau punya abang yang sayang beneran."

"Panggil aja Dodo abang, kan Dodo sayang banget sama Vino."

"Abang apaan? Hanya beda sejam aja lahirnya." Gerutu Vino.

"Walau hanya beda sejam, faktanya adalah Dodo lahir duluan, dan bisa lihat dunia lebih dahulu daripada Vino. Jadi Dodo abangnya." Dodo mengelitik Vino sehingga membuat mereka berdua saling berkejaran.

"Vino! Dodo! Kenapa kalian masih main di sini!"
Suara teriakan seseorang membuat kedua bocah itu menghentikan keceriaan dan berganti dengan ketakutan.

Dodo menggenggam erat tangan Vino.

"Bintang, kenapa kamu biarkan adikmu terus saja bermain padahal sudah waktunya untuk belajar!?"

Bintang yang baru datang ke ruangan itu cukup kaget dengan pertanyaan tersebut. Namun dengan santai Bintang menjawab dengan mengangkat bahu lalu pergi berlalu begitu saja.

Laki-Laki itu kemudian menatap tajam ke arah dua anak kecil yang sebenarnya sangat ketakutan.

"Kenapa belum berangkat les?"

"Maaf pa, kita nggak les dulu karena tadi asmanya Vino kambuh."

"Sakit lagi? Bosan saya mendengarnya. Hari ini habis dibagikan ujian kan? Mana hasilnya?"

MATH PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang