"..ʞuƚuʞib ǫᴎɒʏ ɒǫɿɒu|ɘʞ ,Ꮈ|owᴎɿɘd|A..."
ノ...
乃..
レ..
ノ...
丂..."2-ɘʞ ǫᴎɒʏ |ɒdmuƚ ,ǫᴎɒƚɒb ʜɒ|ɘT.."
•
•
•
•
•
Chapter 1: Tumbal.
Aku perlahan melangkah, menuju ke arah kasur. Sembari merintih sedikit, aku berusaha duduk dengan tenang.
Aku adalah monster, monster yang tak pantas hidup. Mau bagaimana lagi, takdirnya begini dan aku tidak bisa merubahnya.
Ivory: "Seragamku, kotor."
Perlahan aku mengamati diriku sendiri di cermin. Dahulu, rambut pendek ikal dengan warna pirang yang bagus ini, sekarang. Kotor, penuh dengan debu, dan hal lain. Yang mereka lemparkan kepadaku.
Ini sudah biasa, tidak separah itu. Setidaknya hanya luka lebam yang berada di mata kakiku. Aku mungkin tidak punya harapan lagi, tapi aku akan berusaha jika tuhan memberiku kesempatan 1x lagi saja.
Hidupku pada awalnya baik-baik saja, namun kini aku tahu hidup memang tidak sesederhana itu. Tuhan pasti memberi cobaan untuk setiap orang, termasuk aku.
Saat aku kecil, aku hidup bahagia layaknya anak pada umumnya. Dengan ibu dan ayah yang sangat damai serta tentram. Namun, entah mengapa ketika aku memasuki masa sekolah SMA, ayahku ketahuan berselingkuh dengan seorang wanita. Aku tidak tahu pasti, yang aku dengar sepintas adalah dia berselingkuh dengan sekretarisnya.
Ayah dan ibuku semakin sering bertengkar, mental ibuku kian hari semakin menurun. Ia mulai gila dan selalu menyalahkan diriku atas semua yang terjadi. Ia bahkan tak ragu memukuliku dengan logam batang besi yang panas.
Andaikan tubuhku lebih kuat menahan siksaan yang diberikan oleh ibu, pasti ibu akan lebih bahagia daripada sekarang. Emosinya sepatutnya membaik karena melampiaskan semuanya kepadaku. Sayangnya, tubuhku tidak sekuat itu. Naluri bertahan hidupku juga menolak untuk disiksa.
Karena penyiksaan bertubi-tubi itu, aku jadi kehilangan mata kananku. Parasku yang dulu terlihat indah mulai memburuk kian hari.
Kami juga jatuh miskin karena ayah bangkrut, dan akhirnya ayah dan ibu bercerai. Aku kini hidup bersama dengan ibu, karena ayah enggan mengurusiku.
Di SMA, nilaiku mulai menurun secara berkala padahal. Aku dahulunya murid berprestasi yang bisa dibilang membanggakan. Aku kecewa pada diriku sendiri, mengapa aku hidup?
Aku hanya monster pengganggu, itulah sebutan dari Ibuku. Ia benar-benar baik, masih membiarkan aku hidup dan dengan baik mengurusiku. Ia hanya gila, namun masih terdapat hati nuraninya meski hanya sebesar benih tomat.
Di sekolah, tidak ada satupun orang yang berteman denganku. Tidak sedikit yang merundungku, melempariku dengan telur busuk, melempariku dengan sampah, menginjakku. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk merusak barang-barangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape the Destiny || by noonaaanatha
Historical Fiction"Jika kamu gagal, maka kamu akan mati." Ujar kucing hitam misterius yang berada tepat di depannya. Ivory mengira ia akan pergi ke akhirat setelah mengalami kematian. Namun, ternyata ia justru diberikan misi untuk mengubah sejarah yang sudah terjadi...