Chapter 2: Rencana.

365 291 54
                                    

Chapter 2: Rencana.

Sekitar sudah 2 hari, aku berdiam di menara. Memang terdengar aneh mengapa aku tidak secara langsung bertindak.

Namun aku tahu, setiap tindakan menimbulkan konsekuensi. Oleh karena itu, aku harus menunggu waktu yang tepat.

Ivory: "Sudah pagi ya."

Aku beranjak dari tempat tidur kumuh itu, dan berjalan ke satu-satunya jendela di sudut kamar menara.

Sebenarnya, jendela itu terkunci tetapi aku sudah diam-diam mencoba untuk membukanya dalam 2 hari terakhir.

Aku membuka jendela kamarku, saat melihat dunia luar. Rasanya tenang sekali. Tetapi ide gila sekejap datang dan masuk dalam otakku.

Ivory: "Lily! Lily!"

Terlihat Lily yang sedang tertidur di meja. Lily suka sekali tidur entah kenapa. Sulit untuk membangunkannya.

Ivory: "Lily, bangun! aku ada rencana."

Lily menguap sesaat sebelum tersadar sepenuhnya.

Lily: "Apa yang kau bilang? rencana?"

Ivory: "Iya, benar!"

Lily: "Katakan, aku akan mendengarkan dengan baik!"

Kini, Lily telah duduk sigap. Dengan siap mendengarkan celotehku.

Ivory: "Kurasa tidak sia-sia kita berusaha membuka jendela yang penuh paku itu, aku jadi teringat kisah seorang putri terkurung yang keluar dari jendela."

Lily: "Bagaimana caranya?"

Mataku mulai tertuju pada rantai yang mengikat leher dan tanganku.

Ivory: "Pertama, kita harus membuka rantai ini dan memanfaatkannya untuk turun dari menara."

Aku menyentuh rantai yang kini sedang mengikat leherku.

Lily: "Apa menurutmu sekarang waktu yang tepat untuk keluar dari sini?"

Ivory: "Mengapa tidak? jika keluar di malam hari justru orang-orang di esok hari akan mencariku serta menetapkan diriku sebagai buronan dan seterusnya karena tidak ada acara apapun, benar? tapi di malam hari ini ada acara pesta perayaan di istana."

Lily: "Benar juga. Tapi, apa rencanamu untuk seterusnya?"

Ivory: "Hadir di pesta perayaan istana."

Lily: "Kau ingin hadir dengan penampilan kumuh seperti itu?"

Ujar Lily sembari menatap penampilanku dari atas ke bawah.

Ivory: "Tentu saja tidak."

Lily: "Lalu bagaimana?"

Escape the Destiny || by noonaaanathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang