Chapter 10: Pesta Teh.
•
•
•
•
•
Aku melangkah memasuki kediaman Tuan Duke dengan hati-hati, melalui celah pintu belakang yang ada.
Setelah diam-diam pergi, aku diantarkan oleh Stevany ke kamar tamu.
Aku pun menghentikan langkahku, perlahan membuka pintu kamar.
Aku berbalik sedikit untuk berbincang dengan Stevany.
Ivory: "Terimakasih, ya. Untuk hari ini, berkatmu aku bisa membuat kejutan untuk Tuan Duke dengan lancar."
Wajahku pun mulai mengukirkan senyum untuknya.
Stevany: "Tidak masalah. Nona. Itu memang sudah tugasku sebagai seorang pelayan wanita."
Stevany hendak pamit dan pergi, tapi kemudian langkahnya terhenti dan berbalik menghadap ke arahku sekali lagi.
Ivory: "Ya?"
Stevany: "Ada yang ingin aku tanyakan lagi, nona. Kapankah anda ingin membuat kejutan untuk Tuan Duke? saya akan membantu anda."
Ivory: "Sejujurnya, tak perlu repot-repot. Namun, aku akan menerima bantuanmu dengan senang hati. Aku akan membuatkan kejutan untuknya malam ini, bersiaplah."
Aku tersenyum kemudian memalingkan wajahku darinya, aku melangkah memasuki kamar tamu dan menutup pintu.
Setelah pintu tertutup dengan sempurna, aku hanya bisa menghela napas dengan lega. Menutup mataku dan merasakan ketenangan yang cukup untuk membantu memulihkan diriku.
Ivory: "Akhirnya, aku setidaknya dapat tenang sejenak."
Itulah pikirku sebelum aku membuka mataku perlahan, dan hatiku berdebar kencang ketika melihatnya. Aku terkejut karena Tuan Duke tepat berdiri di hadapanku.
Ivory: "Tuan Duke? mengapa anda berada disini?"
Tn. Duke: "Maksudmu? justru bukankah aku yang seharusnya bertanya kemana dirimu sejak tadi?"
Ivory: "Aku hanya pergi ke pasar."
Tn. Duke: "Tanpa ksatria pengawal?"
Ivory: "Ya."
Tn. Duke: "Apa kau tahu itu akan membahayakan nyawamu?"
Aku mengangguk perlahan, sepertinya Tuan Duke benar-benar merasa marah kepadaku.
Ivory: "Aku hanya ingin mempersiapkan kejutan untukmu, Tuan Duke."
Tn. Duke: "Terserah kamu."
Tn. Duke menghela napas sejenak, sebelum kemudian dia sadar dengan luka di leherku.
Tn. Duke: "Siapa? Yang melukaimu?"
Dia mengulurkan tangannya untuk sedikit menyentuh leherku yang tergores. Darahnya sudah tidak menetes lagi. Menurutku, luka itu hanya sakit sedikit. Tak sebanding dengan luka-luka yang pernah aku alami sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape the Destiny || by noonaaanatha
Historical Fiction"Jika kamu gagal, maka kamu akan mati." Ujar kucing hitam misterius yang berada tepat di depannya. Ivory mengira ia akan pergi ke akhirat setelah mengalami kematian. Namun, ternyata ia justru diberikan misi untuk mengubah sejarah yang sudah terjadi...