Chapter 18: Twice.

212 202 16
                                    

Chapter 18: Twice.

Aku menekankan nada bicaraku, waktu berjalan dan sudah tak lama lagi sementara aku harus mendengarkan penjelasan dari Lily terlebih dahulu.

Lily: "Sejak kecil, Yang mulia Carl sering mengikuti ibunya mengunjungi kakaknya yaitu Miella karena dipaksa. Dia selalu melihat ibunya menyiksa kakaknya, tanpa bisa berbuat apapun. Kini dia sangat merasa bersalah kepada kakaknya itu. Bahkan trauma memenuhinya serta selalu terpendam di benaknya."

Lily: "Dan juga ada kemungkinan, bahwa sebenarnya dia mengetahui semua hal yang telah terjadi."

Aku menyimak pembicaraan Lily sejenak, Carl masih menangis sembari memelukku. Dia hanyalah anak lelaki kecil yang normal, dibesarkan dengan kesalahan sehingga dia menjadi tidak normal. Itulah alasannya tidak bisa memegang jabatan raja dengan benar, karena itu bukan hal yang dia mau.

Setelah mengerti keadaan Carl yang sebenarnya. Akhirnya, aku berlutut di hadapan Carl.

Carl terlihat sesegukan, air matanya berjatuhan terus-menerus. Aku berusaha menenangkannya, walau aku cukup buruk dalam menenangkan tangis anak kecil.

Aku berusaha mengukir lengkungan senyum palsu yang terkesan tulus dan ramah.

Ivory: "Tenanglah, kakak ada disini."

Ivory: "Kakak akan selalu, berada disisimu."

Aku membelai rambut Carl dengan lembut dan penuh ketulusan.

Carl kembali sesegukan dan mengatakan sepatah kata secara berulang-ulang.

Carl: "Maaf."

Carl: "Maaf."

Ivory: "Kakak sudah memaafkanmu."

Carl mulai menghentikan tangisnya, dia tersenyum bahagia mendengarku berkata seperti itu.

Carl: "Terimakasih."

Aku menepuk pundaknya.

Ivory: "Kau adalah anak yang baik, Carl."

Ivory: "Ingin membuat sebuah janji denganku?"

Carl mengangguk pertanda setuju.

Ivory: "Ayo kita satukan jari kelingking kita."

Carl: "Baiklah."

Ivory: "Nah, kalau sudah seperti ini. Kita bisa membuat janji."

Ivory: "Jika aku sedang dalam bahaya dan Carl mengetahui cara menyelamatkanku, Carl akan membantuku sampai aku tidak berada dalam bahaya lagi. Bagaimana dengan itu? Carl?"

Ivory: "Dengan begitu, kau sudah menjadi ksatria penyelamat!"

Carl terdiam sejenak, dia masih terlihat ragu-ragu. Semua tekanan yang dia terima selama ini membuatnya menjadi bimbang dan sulit dalam memilih keputusan. Aku hanya perlu memanipulasinya sedikit lagi hingga dia sudah terpaku padaku.

Escape the Destiny || by noonaaanathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang