Chapter 32: Makan Malam.

70 56 53
                                    

Chapter 32: Makan Malam.

Kembali ke sudut pandang Ivory.

Tak terasa sudah beberapa langkah menjauh dari kerumunan. Terutama, menjauh dari tatapan Tn. Duke.

Sepertinya, aku terlalu banyak mengeluarkan keringat dingin karena gugup. Sampai-sampai, topengku sedikit basah karena terkena keringat.

Aku melepaskan genggamanku terhadap lengan Khallea. Ia hanya memperhatikan gerak gerikku dalam diam. Kami berjalan hingga hampir mencapai pintu keluar dari kasino.

Sejenak, Khallea memberhentikan langkahnya. Terbesit pertanyaan dalam dirinya untuk ditanyakan kepadaku.

Khallea: "Setelah ini, kita akan kemana, Nyonya?"

Aku tidak menoleh sama sekali kepadanya. Terhenti untuk berpikir, haruskah aku segera pergi ke tempat pelelangan? Tapi, itu merupakan tindakan yang sangat fatal.

Aku berbalik ke arah Khallea untuk memberikan lengkungan senyuman hanya yang mungkin untuk beberapa orang terlihat sedikit mencurigakan.

Ivory: "Kita sudah jauh-jauh datang ke pasar gelap seperti ini."

Aku menghentikan perkataanku, menatap Khallea dengan tatapan lembut.

Ivory: "Kurasa, lebih baik kita berkeliling terlebih dahulu."

Sedikit memiringkan kepala, Khallea mengangguk perlahan. Aku memutuskan untuk tidak pergi ke tempat pelelangan pada saat ini juga, bukan tanpa alasan. Itu terlalu berbahaya dengan Tn. Duke yang secara tiba-tiba memunculkan dirinya disekitar sini.

Identitas baruku merupakan suatu anugerah yang harus ku jaga, setidaknya sebelum bukti-bukti kejahatan dari raja telah terkumpul. Aku tidak bisa begitu saja menyerahkan diriku dan tertangkap. Mengakibatkan kematian yang tak berarti.

Kami berdua melangkah pergi dari tempat kasino, tentunya dengan perlahan. Menikmati segarnya udara kotor yang tercipta di area gelap itu.

Menoleh ke arah samping, aku melihat jejeran toko yang berada di jalanan. Tentunya berada di samping trotoar. Dipertujukan secara umum.

Aku sedikit terpaku, karena pemandangan disana. Mungkin terbilang cukup indah dengan hiasan-hiasan lampu trotoar yang elegan.

Khallea memperhatikanku, sontak ia menepuk punggung tanganku.

Khallea: "Nyonya?"

Aku menaikkan alisku sedikit, suaranya membuatku kembali terfokuskan.

Ivory: "Baiklah, ayo."

Aku melangkah lebih dulu dibanding K
Khallea. Memang selalu begitu, asisten memperhatikan sekitar dengan sang nyonya berada di hadapannya.

Trotoar itu didesain dengan penuh ukiran di setiap sisinya. Pasar gelap Oscuro memang memiliki pemandangan indah seperti struktur bangunan yang didesain secara rapih.

Escape the Destiny || by noonaaanathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang