Chapter 8: Undangan Pesta Teh?

266 238 64
                                    

Chapter 8: Undangan Pesta Teh?

Aku terbangun sekali lagi dipagi hari. Di kamar yang sama seperti kemarin.

Kali ini aku terbangun lebih awal, hatiku gundah akan sesuatu. Aku memutuskan berdiam di balkon kamar untuk menjernihkan pikiran. Nyatanya, rasa campur aduk di hati itu membuatku tidak tenang.

Ivory: "Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Ada apa denganku hari ini?"

Aku bergumam dan melihat ke arah taman mansion yang indah.

Lily juga terbangun dan menyadari aku tidak terbaring di tempat tidur. Jadi, ia mendekatiku yang sedang merenung.

Lily: "Ivory, kamu melakukan apa sepagi ini?"

Ivory: "Lily? kamu terbangun, ya?"

Lily mengangguk, aku hanya mengeratkan genggaman tanganku pada diriku sendiri. Syal yang aku gunakan terasa tipis..

Ivory: "Sebenarnya, bukan apa-apa. Aku hanya terbangun dan tidak bisa tertidur lagi."

Lily pun melompat ke arah pangkuanku.

Lily: "Apa ada yang kau cemaskan? Ivory?"

Ivory: "Tidak ada dan jika ada, aku pun tidak tahu apa yang sedang aku cemaskan."

Perasaan campur aduk yang aku rasakan ini terasa aneh.

Karena dengan kenyataan aku masih ingin bertahan hidup.

Apa artinya semua ini jika aku berakhir mati?

Aku hanya ingin kehidupan yang damai.

Tapi aku sudah dituntut melakukan ini?

Aku hanya ingin hidup normal seperti pada umumnya.

Lily: "Ivory, kenapa? apa kamu menangis? matamu berkaca-kaca."

Saat mendengar itu, sontak aku mengusap mataku dengan perlahan.

Ivory: "Tidak, Lily. Aku tidak mengapa, itu hanya air mata yang timbul ketika seseorang mengantuk."

Lily: "Ayo kembali tidur kalau begitu."

Ivory: "Tidak, Lily."

Ivory: "Aku, tidak mengantuk."

Ivory: "Aku hanya memikirkan sesuatu."

Ivory: "Jika kisahku dituangkan dalam sebuah buku, menurutmu akan menjadi apa genre buku tersebut?"

Lily: "Mungkin, aksi?"

Ivory: "Selain itu?"

Lily: "Apa, ya?"

Escape the Destiny || by noonaaanathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang