Chapter 31: Gadis Penyihir.

63 52 8
                                    

Chapter 31: Gadis penyihir.

Sudut pandang Neva.

Perlahan, aku menaikkan kelopak mataku. Saluran darah di tubuhku rasanya meledak akibat racun yang diberikan. Memang tidak begitu fatal sampai-sampai dapat menyebabkan kematian, namun hanya mampu melumpuhkan mungkin hampir seluruh otot-otot yang kumiliki.

Aku kemudian menyadari, sudah berapa lama aku terjebak disini? Oh, itu benar mungkin sudah sekitar 5 hari. Dalam 5 hari itu, aku bahkan tak bisa menggerakkan hampir seluruh anggota badanku. Mereka tak memberikan ku penawar dari racun ini, dengan begitu aku sama sekali tak memiliki kuasa untuk kabur.

Pergelangan tangan dan kakiku telah diikat erat dengan semacam tali berjenis serat. (Kalau jaman sekarang, tali serat biasanya digunakan untuk lomba tarik tambang.)

Gaun yang terakhir kali kupakai sudah dalam kondisi terkoyak. Sepertinya sekitar 10 peserta lainnya, dan tersisa diriku. Kata mereka, aku adalah tahanan penculikan dengan penghasil uang terbesar yang kini mereka punya.

Mungkin, 3 hari lagi. Aku akan ditarik dari sini secara paksa, lebih buruknya lagi saat itu adalah masa aku akan di lelang. Aku tidak mempunyai kesempatan untuk kabur....

Apalagi, penjagaan disini begitu kuat. Mengapa mereka berbuat seperti ini? Aku justru tidak akan pernah percaya jika itu hanya untuk hal bersenang-senang. Mereka hanyalah manusia kejam, hati nurani mereka terbakar habis menyisakan abu yang tak berguna.

Aku tersengal-sengal, berusaha untuk melepaskan diri dari tali serat yang mengikat dengan begitu kuat. Namun, selama 5 hari ini tak ada kemajuan atau proses yang berarti. Bukannya semakin longgar, tali serat justru mengakibatkan lecet dan lukanya pergelangan tangan serta kakiku.

Hanya itu yang bisa kulakukan karena kelumpuhan akibat racun. Selain itu, tak ada lagi. Kalau ditanya bagaimana caraku bertahan hidup, mereka cukup baik. Memberikanku makan dan minum, namun tidak secara langsung.

Tentu saja dengan sihir, mereka menyewa seorang penyihir yang ahli untuk memindahkan makanan ke dalam lambungku. Mungkin, mirip seperti telepostasi tapi dengan versi yang lebih mudah untuk dilakukan.

Parahnya, aku bahkan tak bisa berteriak. Pita suaraku telah dihentikan sementara waktu oleh penyihir biadab tersebut. Layaknya boneka yang didesain untuk menuruti tanpa harus melawan sang pemilik. Itulah aku jika sudah terjual dan dibawa pergi dari tempat pelelangan budak manusia ini.

Tidak kusangka, bahkan di kediaman ku sendiri pun terdapat penyusup? Bagaimana mereka merencanakan sesuatu yang matang tanpa dilihat oleh tatapan yang lain?

Atau, seluruh anggota kediamanku. Seluruh anggota keluargaku, terlibat dalam aksi yang gila ini? Aku memang mengerti kedua orang tuaku adalah bangsawan maniak harta benda serta takhta. Namun, aku tak mengira mereka akan mengirim anaknya sendiri untuk dijual di pelelangan manusia seperti ini.

Klang! Klang!

Itulah suara yang terbentuk akibat sesama besi saling bertabrakan. Itu merupakan kabar yang menggembirakan untukku, karena artinya penyihir itu datang kembali.

Escape the Destiny || by noonaaanathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang