Tidak Lagi Sama

54 3 0
                                    

Pagi mendung dengan rintik gerimis yang membasahi hampir setiap bagian istana kerajaan seakan tengah menggambarkan bagaimana kondisi sang putri pada saat itu. Sudah ia duga, melupakan apalagi mengikhlaskan seseorang yang pergi untuk selamanya tidak akan semudah yang dibayangkan. Arabella hanya termenung seraya memandang kosong ke depan melalui jendela kamarnya, kenangan bersama Felix berputar cepat seolah baru saja terjadi kemarin. Arabella sangat merindukan sosok Felix. Ia butuh sang kekasih untuk menenangkan hatinya, tapi ia juga sadar bahwa segalanya hanyalah khayalan.

"Felix... kenapa kau meninggalkanku?." Lagi, Arabella bergumam lirih. Kembali air matanya juga lirih tanpa disuruh. Menyebalkan memang, tapi ia tidak bisa berbuat banyak. Hanya ini yang mampu ia tunjukkan kepada Felix dan hanya dengan cara ini ia bisa memberi tahu kepada semua orang betapa besar rasa cinta yang ia berikan kepada sang kekasih.

"Aku harus bagaimana sekarang? AAAKH... FELIX... KENAPA INI TERJADI PADA KITA." Arabella berteriak histeris. Ia masih belum menerima segalanya, atau lebih tepatnya tidak akan pernah menerima segala hal telah terjadi dalam hidupnya.

"Tuan putri tenanglah! Semuanya akan baik-baik saja." Sebuah suara mencoba menenangkan Arabella. Sang putri menoleh perlahan dan mendapati dayang Aries telah berada di kamarnya.

"Siapa yang menyuruhmu masuk?."

Pertanyaan tersebut membuat dayang Aries terkejut, pasalnya tuan putrinya ini tidak pernah sekalipun berkata sarkas padanya dan kepada siapapun, ia selalu baik dan ramah meski terkadang ada sesuatu yang menjengkelkan menimpa dirinya. Tapi sekarang? Hanya kerena masalah sepele seperti ini membuatnya cukup marah besar. Sang dayang yang terbiasa memasuki kamar Arabella dengan atau tanpa izin sebab sang putri telah mengizinkan tentu saja kaget dengan sikap sang putri kali ini.

"SIAPA YANG MENYURUH MU BERKATA SEMUANYA AKAN BAIK-BAIK SAJA? SIAPA YANG BERANI BERKATA SEPERTI ITU?." Suara teriakan Arabella berhasil mengundang dayang lainnya memasuki kamar sang putri dan berkumpul disamping dayang Aries untuk melihatnya kondisi tuan putri mereka.

"Dayang Aries tidak bermaksud seperti itu tuan putri." Ujar dayang Martha mencoba menenangkan.

"Aku tidak menyuruh mu berbicara dayang." Ujar Arabella. "Siapa yang memerintah kalian masuk? Adakah perintah dari ku kepada kalian untuk masuk ke kamar ku dan berbicara omong kosong?."

"Tidak tuan putri." Keempat dayang tersebut hanya menunduk pasrah. "Kami mohon ampun."

"Keluar! Jangan ada yang masuk tanpa seizin ku siapapun itu."

"Baik putri."

Keempat dayang tersebut mundur perlahan sebelum berbalik dan meninggalkan kamar Arabella. Suasana di dalamnya tidak lagi sama. Kini kentara sekali ada kepedihan mendalam yang disebabkan oleh hati Arabella yang belum juga membaik setelah kepergian Felix. Aura yang terpancar penuh keceriaan dan kebahagiaan milik Arabella entah kemana perginya dan saat ini digantikan oleh suasana yang tidak menyenangkan. Keempat dayang hanya bisa berharap segalanya akan cepat kembali seperti semula.

"AAKH! AKU BENCI DUNIA INI! AKU TIDAK BISA HIDUP TANPA MU FELIX! AKU MENCINTAIMU!." Kembali Arabella berteriak histeris, terlihat sekali jika ia benar-benar frustasi bahkan kedua tangannya pun menarik kuat rambutnya untuk melampiaskan segala perih didalam hatinya.

""APA YANG HARUS AKU LAKUKAN SEKARANG? BAGAIMANA HIDUP KU TANPA MU NANTINYA? AAAKH..."

"Arabella.. Tenang sayang! Kau tidak boleh seperti ini! Felix pasti tidak akan senang." Suara sang ibu yang menenangkan kembali terdengar di kedua gendang telinga Arabella, hanya saja sang putri masih enggan mendengarkan dan memilih melanjutkan aksinya. Sang ratu yang mendengar teriakan dari dalam kamar anaknya tentu saja memaksa untuk masuk ke kediaman Arabella meski para dayang sempat memperingati saat ia telah sampai didepan pintu tadi, ia tidak akan membiarkan Arabella sendirian disaat ia butuh pelukan seperti ini.

Change Of Destiny (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang