Arabella

86 4 0
                                    

Seluruhnya putih. Itu yang Arabella rasakan saat pertama kali dirinya membuka mata. Posisi tubuhnya bukan rebahan diatas kasur empuk sebab apa yang telah terjadi padanya beberapa saat yang lalu, akan tetapi Arabella kini tengah berdiri bahkan ia dapat menggerakkan kakinya dan mulai melangkah menelusuri ruang atau tanah lapang yang serba putih juga terang tersebut. Arabella tak menemukan ujung tempat itu, sejauh mata memandang hanya warna putih lah yang menghiasi.

"Apa aku sudah mati? Inikah yang kebanyakan orang lain katakan tentang alam akhirat? Tidak buruk juga, tapi aku merasa pusing karena hanya ada warna putih disini."

Arabella kembali berjalan, meski ia tahu tempat tersebut seakan tidak memiliki ujung, tapi Arabella merasa bahwa ia harus melangkahkan kakinya untuk menyusuri tempat ini.

"Oh, kau sudah sampai."

Arabella menolehkan kepalanya ke belakang karena sepertinya suara yang terdengar akrab kepadanya itu berasal dari belakang tubuhnya.

Disana, ia melihat dengan jelas seorang gadis cantik dengan pakaian sama seperti dirinya. Tunggu, bahkan Arabella pun baru sadar jika warna bajunya hanya putih, bukan gaun, hanya semacam jubah putih tanpa corak ataupun warna lain sedikitpun.

"Siapa.."

Belum sempat Arabella menyelesaikan ucapannya, ia terkejut setelah menyadari bahwa yang ada didepan matanya sekarang adalah Arabella. Yah.. Arabella yang asli, dimana tubuhnya masih tetap hidup sedangkan jiwanya sudah diganti.

"Kau pasti sangat terkejut."

"Ya.. Eee.. Ya. Apa sekarang wajah ku berubah?." Ujarnya seraya menyentuh keseluruhan wajah.

"Benar. Kau menjadi Charina sekarang."

"Apa yang terjadi?."

"Aku sengaja mengajak mu kesini."

"Apa harus menunggu aku celaka terlebih dulu?."

"Tidak. Bahkan aku juga tidak tahu kau akan terjatuh dan tidak sadarkan diri."

"Lalu kapan kau berencana akan membawaku ke tempat ini?."

"Entah kapan. Tapi intinya saat kau tertidur, disitulah aku ingin mengajakmu."

"Kenapa begitu?."

"Aku ingin berterima kasih padamu."

"Soal?."

"Karena sudah mau merubah hidup ku secara perlahan."

"Aku juga sebenarnya ingin berterima kasih, karna perpindahan jiwa ini aku bisa merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya di kehidupan ku yang dulu."

"Terima kasih sudah mau membantu ku."

"Kita sama-sama untung, tenang saja."

"Benar juga."

"Kenapa kau memilih menyusul kekasih mu daripada mencoba membuka lembaran baru di hidup mu dengan yang lain?." Tanya Charina.

"Tidak mudah, walaupun aku bisa tapi sepertinya aku memang tidak ingin."

"Apa jadinya jika keluarga mu tau bahwa jiwa anaknya sudah tiada?." Tanya Charina lagi.

"Mereka mungkin bisa saja tau, tapi sudah dipastikan bahwa mereka tidak akan percaya dengan semua itu."

"Benar juga." Gumam Charina sebab dihari dimana jiwanya berpindah, ia sudah mencoba menceritakan apa yang terjadi, tapi tidak ada satupun yang percaya padanya.

"Apa sikapku yang dulu sampai merepotkan mu?."

"Tidak juga. Aku hanya perlu meminta maaf dan berterima kasih pada mereka."

Change Of Destiny (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang