Hari Yang Mengejutkan

81 4 0
                                    

"Astaga Lidya!." Sentak Arabella pura-pura terkejut. Meski tidak sepenuhnya pura-pura, Arabella memang tau jika Lidya sedang melakukan hubungan suami-istri dengan prajuritnya, hanya saja ia tidak menduga jika posisi Lidya akan dihimpit oleh dua prajurit dalam keadaan tidak berbusana bahkan selimut pun tidak perlu repot-repot untuk menutupi tubuh ketiganya.

Lidya begitu terlihat tenang dalam tidurnya diatas ranjang bersama dengan dua prajurit yang memeluknya dari depan dan juga belakang karena posisinya yang miring ke salah satu prajurit, ia belum juga bangun sebab mungkin kelelahan atau nyaman? Entahlah, Arabella tidak begitu memperdulikannya.

Sedangkan Nathaniel sudah memalingkan wajahnya dan segera memeluk tubuh Arabella serta menyembunyikan kepalanya di bahu sang istri begitu melihat pemandangan tidak senonoh tersebut, matanya terasa ternodai. Nathaniel juga tidak menyangka jika tidak ada satu helai benang pun yang menutupi tubuh mereka, ia kira dua prajurit itu akan memakai selimut yang ada untuk membungkus tubuh polos mereka, tapi nyatanya ketiganya benar-benar tidak peduli dan langsung terlelap begitu saja setelah menyelesaikannya.

"LIDYA!."

Teriakan kencang dari Leonard membuat semua orang yang ada di ruangan itu terkejut, belum selesai mereka dikejutkan dengan pemandangan Lidya dengan dua prajurit, suara menggelegar Leonard sukses membuat semua orang terlonjak kaget.

Lidya pun tersentak, ia sepertinya benar-benar terkejut dengan teriakan keras yang memanggil namanya tanpa sopan santun itu, ia membuka matanya perlahan dan mengerjap, wajahnya terlihat jelas jika ia kelelahan.

"Apa yang kau lakukan?." Suara Leonard terdengar begitu dingin dan marah. Ia belum melakukan apapun kepada Lidya, ia hanya menatap kearah putrinya dengan tajam.

Malu, marah, dan kecewa menjadi perasaan dominan yang menyelubungi hatinya, tapi ia juga merasa kasihan sebab putrinya melakukan itu sebelum menikah bahkan dengan dua prajurit sekaligus. Melihat pakaian khas prajurit yang berserakan dilantai sudah memperjelas segalanya bahwa sang putri benar-benar melakukannya bersama prajurit Algerio.

Lidya terbangun dan duduk perlahan, begitu melihat keadaan tubuhnya ia sedikit terkejut sebelum tersenyum seperti orang gila.

"Akhirnya aku bisa merebut Nathaniel dari Arabella." Ujarnya penuh percaya diri.

"ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG!."

Zakiya, ibu Lidya maju dengan cepat begitu mendengar ucapan sang anak. Amarahnya sudah meluap dan tidak bisa dibendung lagi, ia menjambak keras rambut Lidya dengan mata melotot agar kesadaran anaknya lekas kembali.

"AAA.. SAKIT!."

"Kau tau apa yang kau lakukan? Dan kau sadar apa yang baru saja kau katakan Lidya?." Ujar Zakiya penuh amarah. Ia masih menjambak rambut putrinya tanpa peduli jika Lidya sudah kesakitan, sedangkan Leonard hanya mampu menonton tapi ekspresinya masih jelas menunjukkan bahwa ia marah dan kecewa pada putrinya. Leonard membiarkan sang istri berbuat sesukanya kepada putri mereka satu ini.

Begitu sadar siapa yang menjambak rambutnya dan berkata tajam, Lidya membulatkan matanya terkejut.

"Ibu?."

"Kau membuat malu ibu, Lidya." Ujarnya dengan suara tajam dan rendah. Sikap Zakiya begitu berbanding balik saat ia menyapa Arabella tadi, ia terlihat menyeramkan saat marah seperti ini, bahkan Zakiya juga tidak segan-segan menyakiti anaknya sendiri.

Sedangkan Charles memilih untuk membangunkan dua prajurit tersebut, menyuruh mereka berpakaian, kemudian memerintahkan mereka juga untuk kembali kesini. Meski awalnya mereka begitu terkejut, tapi akhirnya mereka bergegas pergi memenuhi perintah raja Charles. Semua orang  tanpa terkecuali membutuhkan penjelasan dari dua prajurit tersebut.

Change Of Destiny (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang