Kisah Yang Terpendam

41 1 1
                                    

"Kau masih saja cantik seperti terakhir kali aku melihat mu." Ujar Nathaniel tiba-tiba membuat Arabella secara otomatis menghadapkan wajahnya. Ia menaikkan alisnya karena bingung dengan maksud ucapan Nathaniel.

"Ucapan mu seperti sudah pernah melihat ku bahkan jauh sebelum aku gila waktu itu." Ujar Arabella.

"Tebakan mu tepat sasaran." Nathaniel sempat terkekeh sejenak mendengar ucapan Arabella tentang dirinya yang menjadi gila karena ditinggal kekasihnya.

Arabella semakin dibuat bingung dengan jawaban Nathaniel yang seperti membenarkan ucapannya.

"Aku memang pernah melihat mu sebelum kau merasa frustasi karena meninggalnya kekasih mu itu."

"Kata mu kau merasa tertarik pada ku saat pertama kali melihat ku."

"Benar."

"Dan kau juga mengatakan jika itu waktu dimana saat aku dalam keadaan terpuruk."

"Itu juga benar, tapi tidak sepenuhnya benar juga."

"Jadi, maksud mu bagaimana?."

"Aku pernah melihat mu juga saat kau sedang berjalan-jalan santai di pasar raya bersama keempat dayang mu."

"Kapan?."

"Sudah lama."

'Itu pasti Arabella yang asli.'

"Sedang apa kau saat itu?."

"Hanya berburu seperti biasa dan kebetulan aku melewati jalan pasar raya itu."

"Dan kau langsung tertarik detik itu juga?

"Hm. Sejak saat itu, aku percaya jika cinta pandangan pertama itu memang ada, karena aku sudah membuktikannya."

"Kau yakin itu cinta? Bukan hanya rasa kagum semata?." Tanya Arabella.

"Aku yakin."

"Lalu bagaimana selanjutnya?."

"Aku berniat mendekati mu, tapi tidak lama seorang pria muncul, kau dan dia terlihat begitu saling mencintai juga bahagia saat pertemuan itu tiba. Siapapun bisa melihat jika kalian adalah pasangan yang sangat harmonis, melihat itu aku langsung menyerah detik itu juga, aku juga merasa menyesal karena tidak pernah melihat mu terlebih dahulu sebelumnya, jika saja aku lebih cepat daripada kekasih mu, sudah dipastikan aku yang akan kau cintai."

"Jangan terlalu percaya diri!."

"Karena aku memang percaya diri."

"Baiklah. Lalu?." Tanya Arabella, ia tidak ingin memperpanjang hal tersebut. Ia sudah sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada kehidupan Nathaniel sebelum mereka benar-benar bertemu.

"Aku kira rasa kagum itu akan hilang dengan sendirinya apalagi kau juga telah memiliki kekasih, tapi aku tidak bisa begitu saja melupakan mu. Bayangan mu yang tersenyum begitu cantik terus menghantui pikiran ku tanpa bisa ku kendalikan, sampai akhirnya aku mulai merasa frustasi dengan itu semua, maka dari itu aku mulai menyibukkan diri dengan berbagai latihan fisik dan lainnya."

"Kau tidak berniat menjadi penguntit bukan, setelah merasa frustasi dan tidak bisa melupakan ku?." Tanya Arabella penuh selidik. Jika boleh jujur, Arabella benar-benar terkejut mendengar cerita Nathaniel ini. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa Nathaniel menyukainya dalam kurun waktu yang lumayan lama. Ralat, tapi menyukai Arabella yang asli.

"Awalnya aku juga berfikir begitu. Apa aku coba merebut mu saja dari kekasih mu? Tapi rasanya itu tidak benar, setelah melihat kembali bayangan mu yang tersenyum bahagia bersama pria itu. Aku lebih memilih mengubur perasaan ku daripada menghilangkan senyum manis itu."

Change Of Destiny (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang