Setelah menyelesaikan ritual mandinya, kini Charina bersiap dibantu oleh para dayang. Mulai dari pakaian yang ternyata berlapis dan cukup berat, perhiasan, rambut, dan juga sepatu.
"Anda sangat cantik tuan putri." Puji dayang Taniya.
"Aku tahu." Keempat dayang dan juga Charina otomatis tertawa renyah mendengar ucapan Charina yang kepalang begitu percaya diri dan tidak sungkan tersebut. Lagi pula tubuh itu adalah milik Arabella yang memang cantik, jadi tidak sepenuhnya salah bukan?
"Apakah pangeran Nathaniel akan datang tuan putri?." Tanya dayang Martha.
"Syut! Apa yang kau katakan?!." Ujar dayang Aries penuh peringatan setelah menampar pelan tangan dayang Martha. "Maafkan dayang Martha tuan putri." Ujarnya, mewakili bawahannya yang seakan tidak sopan karena telah mengajukan pertanyaan yang sangat sensitif bagi tuan putri mereka.
"Hm? Kenapa? Itu bukan pertanyaan yang salah untuk diajukan, tapi sayang, jawabannya aku tidak tahu." Ujar Charina terlewat santai yang tentu saja membuat keempat dayangnya heran.
"Apakah anda tidak masalah jika membicarakan pangeran Nathaniel?." Ujar dayang Aries begitu hati-hati.
"Yah.. Tidak masalah. Aku mulai menerima keadaan setelah lolos dari kematian, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi."
"Syukurlah jika begitu tuan putri. Kami juga merasa senang mendengarnya."
"Kenapa tiba-tiba dayang Martha tiba-tiba menanyakan pangeran?." Tanya Charina.
"Itu... Eee... "
"Kenapa? Kau terlihat gugup sekali."
"Karena pangeran Nathaniel sangat baik terutama pada anda tuan putri. Aku sungguh tidak tahu, apakah aku boleh mengatakan hal ini pada anda."
"Katakan saja. Apa yang dia lakukan sampai kau merasa bahwa ia begitu baik?."
"Pangeran Nathaniel selalu menjaga anda setelah tuan putri dan pangeran menikah meski dari jarak jauh tuan putri. Pangeran selalu memastikan bahwa makanan yang kami buat untuk anda itu sehat, baru, dan enak, pangeran juga sering mencicipinya terlebih dahulu sebelum kami sajikan pada anda."
"Jadi maksud mu selama ini aku makan makanan sisa? Darinya?." Tanya Charina pura-pura marah, padahal ia sudah sangat tahu apa maksudnya.
"Bu.. Bukan tuan putri! Tentu saja tidak!." Ujar dayang Martha panik, bahkan dayang yang lain pun tak kalah panik juga mendengar pertanyaan Charina. "Pangeran sendiri yang mendatangi dapur, lalu mencicipi makanan yang masih berada di kuali. Apakah itu juga disebut makanan sisa?."
"Tidak. Tidak. Aku tadi hanya bercanda. Lanjutkan saja cerita mu." Ujar Charina seraya terkekeh pelan.
"Maafkan kami tuan putri, jika anda merasa demikian. Awalnya pangeran memaksa sampai akhirnya hal itu menjadi kebiasaan."
"Benar tuan putri." Ujar dayang Serina seakan ingin menambahi dan sepertinya ia sudah gemas ingin membeberkan semua kebaikan pangeran yang ia agungkan itu. "Pangeran sangat baik dan bertanggung jawab untuk semua hal tentang anda bahkan walaupun..." Dayang Serina mengentikan ucapannya, terdengar sekali jika ia merasa tidak enak jika memilih meneruskan.
"Walaupun?."
"Walaupun anda belum menerimanya."
"Hmm... Baiklah, karena aku sudah mulai menerima keadaan, aku juga akan berusaha menerimanya sebagai pasangan ku. Dan menjadi Arabella seutuhnya." Ujar Charina alias Arabella dengan kalimat terakhir yang ia ucapkan dalam hati. Ia tidak terlalu tersinggung sebab yang melakukan semua itu adalah Arabella bukan Charina.
![](https://img.wattpad.com/cover/370927960-288-k487450.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Of Destiny (Tamat)
FantasiMenceritakan tentang seorang gadis bangsawan yang pada awalnya begitu ceria dan penuh dengan senyuman, sebelum sang kekasih pergi untuk selama-lamanya dari kehidupannya karena sebuah insiden. Ia menjadi pribadi yang bertolak belakang dengan sikapnya...