Tragedi

36 2 0
                                    

Malam hari kala itu dihiasi dengan hujan deras, petir yang beberapa kali terdengar menyambar dengan suara menggelegar, dan angin yang cukup kuat. Rasa dingin mencekam apalagi bagi Charina yang hanya bisa menghangatkan dirinya dengan memeluk tubuhnya sendiri. Ia tengah menunggu diluar restoran sebab beberapa kali ojek online yang ia pesan di-cancel, bertepatan sekali dengan Daisy tidak datang untuk bekerja karena sakit, jadilah Charina hanya bisa menunggu hujan sedikit reda sebelum ia memutuskan untuk menerjangnya nanti.

Suasana saat itu cukup mencekam. Tidak ada orang yang berlalu lalang, apalagi semua pegawai sudah kembali ke kediaman masing-masing, maka dari itu hanya Charina seorang yang masih tinggal. Bahkan tukang ojek pun dengan mudahnya membatalkan pesanan, mungkin menurut mereka lebih baik tidak mendapat uang daripada harus bersusah-payah menerjang hujan.

Charina mengamati langit malam, awan hitam yang bahkan tak terlihat oleh mata telanjang pun tercetak jelas dibayangannya seakan tengah saling bergesekan kemudian menimbulkan cahaya kilat menyeramkan dan siap menyambar apa saja. Charina menyesali keputusannya yang tidak menerima tumpangan dari rekan kerjanya karena alasan rumah mereka tidak searah. Beri saja uang bensin, apa sulitnya? Pikir Charina saat ini.

Cukup lama Charina menunggu, hujan pun berangsur memelan, tidak sederas sebelumnya. Charina memilih melangkahkan kakinya dan menerobos rintikan air hujan yang masih tersisa tersebut. Dengan tas kecil yang ia bawa, Charina menutupi kepalanya agar tidak terlalu basah dengan tas itu, bagian tubuh paling sensitif apabila terkena gerimis akan sebab akan menimbulkan sakit kepala alias pusing.

Charina harus berjalan beberapa meter lagi sebelum mencapai ke sebuah halte bus. Seingatnya masih ada satu bus lagi yang tersisa untuk malam hari seperti ini. Namun, sebuah mobil dari arah yang sama dengan dirinya tengah melaju dengan kecepatan tinggi seakan enggan memperdulikan konsekuensi apa yang akan terjadi nantinya.

Charina masih belum menyadari hal itu, ia hanya berfikir bahwa itu hanyalah sebuah mobil yang sedang melewati jalan yang sama dengannya lalu berlalu begitu saja. Akan tetapi siapa sangka? Mobil tersebut terlihat kehilangan kendali sebelum akhirnya menabrak tubuh Charina hingga ia terpental beberapa meter dari tempatnya berdiri terakhir kali.

Sakit yang luar biasa ia rasakan di sekujur tubuhnya terutama dibagian kepala yang terasa pening bahkan pecah. Charina juga belum mengetahui bahwasanya bagian tubuh paling menyakitkan yang tengah ia rasakan saat itu adalah sumber dari banyaknya darah yang keluar darinya. Ia memejamkan matanya guna meresapi setiap sakit yang ia rasa. Tubuh Charina telah bermandikan air hujan yang bercampur dengan tanah ditambah kali ini darah yang semakin banyak merembes dari kepala juga tubuhnya.

Charina meratapi segalanya, tidak ada yang tahu bagaimana kondisinya saat ini, apalagi dengan waktu dan suasana yang tidak mendukung untuk orang beraktivitas di malam hari, diperparah dengan takdir Charina yang memang sejak awal tidak memiliki siapapun. Sebuah kecelakaan terjadi di malam hari setelah hujan kepada anak yatim-piatu yang tinggal di panti asuhan? Siapa yang akan tahu, jika pun ada siapa yang akan peduli?

Charina tidak ingin berharap lebih bahwa seseorang menangisi kematiannya -jika ia sungguhan meninggalkan dunia fana ini- Ia hanya berharap bahwa nantinya ada seseorang yang mengetahui nasibnya lalu merawat jasadnya dengan baik. Hanya itu. Sederhana saja.

'Apakah ini akhir dari hidup ku? Mati tanpa diketahui oleh siapapun?.'

Charina membatin didalam hati. Ia masih memejamkan matanya guna menikmati segala sakit yang ia terima. Charina tidak pingsan, atau lebih tepatnya tidak bisa pingsan, atau... enggan pingsan? Entahlah. Yang jelas itu menambah penderitaannya sebab ia bisa merasakan betapa sakitnya tertabrak, terpental, dan terluka saat ini.

'Aku belum mengetahui siapa orang tua ku, mereka juga belum tahu dimana aku dan bagaimana kondisi ku, jika mereka masih peduli tapi. Tapi, sungguh? Ini akhir dari segalanya?.'

Change Of Destiny (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang