Malam harinya ruang makan kerajaan Algerio tersebut masih tetap sama berisikan lima orang, hanya saja kini posisi Lidya digantikan dengan kehadiran Daniel. Kakak laki-laki dari Nathaniel itu terlihat sangat menikmati makan malam yang tersaji diatas mejanya, kali ini Arabella dibuat heran dengan cara Daniel makan. Ia terlihat sangat terlatih dan menerapkan tata krama saat berada di meja makan kali ini. Tubuhnya tegak dan sedikit kaku, caranya memotong daging, menusuknya dengan garpu, dan memasukkannya kedalam mulut sangatlah menawan, berbeda dengan sikapnya yang terlihat begitu santai dan seakan tidak mengerti sopan santun saat pertama kali mereka bertemu.
Ruang makan selalu dalam keadaan sunyi, semua orang sibuk menyantap makannya masing-masing serta diharuskan menerapkan etika ketika kegiatan makan sedang berlangsung.
Setelah beberapa saat kemudian, raja Charles terlihat memperhatikan sekitar dan memastikan semua yang hadir di ruang makan telah menghabiskan makanannya sebelum berbicara.
"Jadi pangeran Daniel, bagaimana makanannya? Apakah kau menikmatinya ?."
"Tentu saja raja, makanan disini sangat lezat sampai-sampai aku ingin membungkusnya untuk perjalanan pulang nanti."
"Tentu saja boleh pangeran, itu hal yang mudah. Kami akan menyiapkan bekal untuk mu begitu kau pulang ke kerajaan Sagitarius nanti." Jawab raja Charles setelah terkekeh pelan. Ia merasa terhibur dengan sikap Daniel yang apa adanya, padahal Nathaniel dengan sudah payah memberinya peringatan serta sudah menahan rasa malunya bahkan sejak pertama kali mereka bertemu dengan kakaknya.
"Terima kasih banyak raja, aku akan sangat senang dan menghargainya."
"Lalu, apakah kau berencana akan menyusul status adik mu ini dalam waktu dekat?." Tanyanya tiba-tiba.
Daniel terlihat terkejut sejenak sebelum terkekeh ringan. "Raja Charles memang sepertinya tidak suka basa-basi. Menikah itu sudah pasti raja, hanya saja aku belum tau pasti kapan waktunya dan siapa yang mau dengan pangeran yang begitu menawan seperti ku." Jawabnya penuh rasa bangga.
'Sifatnya kembali dalam sekejap.' Batin Arabella.
"Kau harus mencari dari sekarang pangeran, pasti banyak gadis di luaran sana yang menginginkan mu menjadi suami mereka." Ujar raja Charles lagi.
"Begitukah?."
"Tentu saja."
"Tapi aku malas sekali jika harus mencari mereka, kenapa tidak mereka saja yang mencoba mencari ku? Sepertinya itu akan menjadi kisah yang unik."
"Wanita kodratnya menunggu, kau lah yang harusnya mencari mereka." Ujar Nathaniel menyahuti.
"Aku terkadang masih tidak menyangka jika kau sudah menikah. Lalu, kapan kau akan memberiku keponakan yang lucu?."
"Uhuk... Uhuk..."
"Kau membuat istriku terkejut." Ujar Nathaniel begitu Arabella terbatuk karena tersedak saat ia tengah meminum tehnya begitu mendengar ucapan Daniel. Dengan sigap Nathaniel menepuk pelan punggung Arabella.
"Ayolah.. Siapapun tau itu adalah hal yang wajar setelah menikah. Bahkan usia pernikahan kalian sudah berjalan satu bulan lebih, pasti kalian sudah merencanakan akan memiliki anak bukan?."
"Belum." Jawab Nathaniel yakin.
"Kenapa belum?."
"Bukan urusan mu!."
"Baiklah."
"Istri mu pasti akan sangat beruntung jika memiliki mu sebagai suaminya kelak pangeran Daniel." Ujar ratu Denaya menimpali.
"Ahh.. Kalian ini sama saja. Sepertinya sangat tidak sabar menunggu ku menikah, padahal orang tua ku tidak pernah memusingkannya."
"Orang tua kita sudah sangat pusing, maka dari itu mereka memilih diam daripada harus terus emosi saat menghadapi mu." Ujar Nathaniel dengan nada malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Of Destiny (Tamat)
FantasyMenceritakan tentang seorang gadis bangsawan yang pada awalnya begitu ceria dan penuh dengan senyuman, sebelum sang kekasih pergi untuk selama-lamanya dari kehidupannya karena sebuah insiden. Ia menjadi pribadi yang bertolak belakang dengan sikapnya...