Kembali

4.9K 74 3
                                    

Selamat membaca...

✧༺♥༻✧

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tidak terasa pernikahan kilian dan Luna sudah hampir 3 bulan.

"Sayang dimana dasi aku? " tanya kilian

Luna yang baru selesai mandi mendengar nya langsung keluar hanya menggunakan wardrobe.

"Astaga sayang! " pekik Luna ketika kilian seperti biasanya ketika mencari apapun pasti membuat kondisi sekitarnya berantakan, seperti pagi ini. Luna menghembuskan nafas nya lelah.

"Kamu mau mencari apa? Jas? Jam tangan? Kaos kaki? Atau apa? " tanya Luna memastikan karena tadi malam ia sudah menyiapkan segala keperluan suaminya itu.

"Bukan aku nyari dasi" beritahu kilian

"Bukannya aku udah nyiapin "

"Iya sayang, tapi aku ga mau pake dasi yang hitam bosen"

Luna pun menghampiri sebuah laci lalu mengambil semua stok dasi milik kilian.

"Ini dasi tuh disini Lian, di dalam lemari" ucap Luna kesal karena kilian sering diberi tahu dimana dasi nya di simpan.

Kilian meneguk saliva nya ketika istri nya memandang nya tajam.

Luna pun berjalan menghampiri suaminya. "Mau warna apa? "

"Yang abu gelap aja"

Luna pun memasang kan dasi pada leher suaminya dengan telaten.

"Ngapain liatin aku kaya gitu!? " ucap Luna ketika kilian senyum-senyum sambil memandang nya.

"Kamu cantik banget" bisik kilian membuat pipi Luna memerah.

Kilian mendekat kan bibir nya pada bibir Luna lalu melumat nya. Permainan lidah pun tidak bisa di hindari.

Luna menahan tangan kilian ketika tangan suaminya itu meraba-raba dadanya dari balik wardrobe.

"Lian no! Kamu harus ke kantor hari ini"

"Sebentar saja sayang janji main boba doang kok" bujuk kilian

"No! Cepat ke kantor yah sayang. Semangat kerjanya" ucap Luna karena ia tahu bagaimana suaminya tidak mungkin hanya bermain sebentar pasti lama dan melelahkan.

Kilian pun menghembuskan nafas nya gusar lalu membungkukkan badan nya menyapa anaknya.

"Sayang, masa papah minta nyusu ga boleh nanti kalau kamu lahir kita nyusu bareng yah"

Luna memutar bola nya malas mendengar ucapan ngawur suaminya.

Setelah sarapan bersama,Luna menghantar kan suaminya sampai luar, sebelum kilian pergi ia mencium tangan suaminya terlebih dahulu. Lalu kilian mengecup puncak kepala Luna.

Yah, ini adalah rutinitas pagi yang selalu ada setiap harinya.

Karena semenjak mereka lulus dan menikah kilian memimpi perusahaan yang sejak kecil sudah diwariskan padanya dari sang kakek namun karena kilian masih ingin bersenang-senang jadi di handel oleh, sepupunya.

"Non mau makan sesuatu? " tanya bik inah memastikan pada Luna yang sedang duduk sambil menonton TV.

"Hum, smoothie mangga aja deh bik"

"Iya non bibi langsung siapkan"

Kilian dan Luna tinggal diruang yang minimalis dan elegan sesuai keinginan Luna, bukan di mansion milik kilian atau apartemen. Di rumah ini hanya ada satu maid yaitu bik inah dan suaminya pak roni, yang menjadi supir.

Dengan alasan Luna suka dengan ketenangan dan nyaman akan hal itu.

***

"Masuk" titah kilian ketika terdengar suara ketukan dari pintu.

Nina, sang sekertaris langsung masuk dengan membawa banyak berkas.

"Ini pak Lian hal yang harus di periksa kembali dan ditandatangani" beritahu nina

Ketika sedang memeriksa berkas, hp kilian berbunyi menampilkan nama my luna❤

Kilian pun mengangkat panggilan video dari istri nya.

"Iya ada apa sayang? " tanya kilian pada istri nya yang tengah memakan buah apel dan pir.

"Lian, aku pengen buah yang warnanya pink yah"

"Hah? Buah pink buah apa sayang? "

"Ga Tau aku juga pokoknya aku mau buah yang warna pink yah, oke" tekan Luna sambil mematikan panggilan sepihak.

Kilian masih dilanda kebingungan, Luna terkadang suka minta yang aneh-aneh dan membuat nya pusing.

"Kenapa kamu ga pernah minta emas batangan atau perhiasan satu truk sih Luna" monolog kilian dalam hati.

Nina menahan tawanya ketika melihat wajah bingung bos nya itu. Ia sebagai sekretaris terkadang merasa kasihan pada bos yang baru-baru menikah itu karena istrinya selalu minta aneh-aneh.

"Nina menurut mu buah berwarna pink itu apa? " tanya kilian membuat Nina berpikir.

"Sepertinya jambu biji,strawberry, leci pun bisa pak" jawab Nina

Kilian menganggukkan kepalanya setuju mendengar pendapat dari sekertaris nya itu.

"Nina kamu bisa melanjutkan pekerjaan mu biar nanti saya panggil lagi jika sudah selesai berkasnya" ucap kilian.

"Iya Pak" balas nina sebelum pergi

Ketika kilian sedang memeriksa berkas yang diberikan nina tadi. Tiba-tiba saja terdengar ketukan dari luar.

"Masuk" ucap kilian tetap fokus membaca berkasnya

"Hai"

Deg

TBC

Hello guys gimana menurut kalian cerita kilian sama Luna??

Jangan pernah bosen buat baca kelanjutan kisah ini yah

Maaf  kalau cerita nya agak ga nyambung terus banyak typo

Siapa yang masih semangat baca cerita ini???

Jangan lupa vote dan komen untuk menghargai penulis

Kilian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang