LDR

2.5K 49 10
                                    

Selamat membaca...

✧༺♥༻✧

"Anak kamu cantik banget lun, kaya kamu" puji rafli yang tengah menggendong luna. Karena luna tengah mengepang rambut rara.

"Gen suami aku keturunannya pasti ga akan gagal" balas luna sambil mengepang rambut rara.

"Hmm memang nya suami kamu setampan apa?" tanya rafli sambil tertawa.

"Sangat tampan" jawab luna. Mengingat betapa sempurna nya paras suaminya walaupun wajah dingin dan menyeramkan tapi tetap saja tidak menutupi ketampanan nya. Luna tersenyum ketika ia masih tidak percaya menikah dengan pewaris tunggal kaya raya plus bonus ia sangat tampan.

"Oh gitu berarti benar berita yang sering aku dengan kalau pewaris dari quentin group itu tampan. Tapi aku belum pernah melihat nya secara langsung dan belum memercayai rumor tersebut"

"Nanti aku kasih tau setampan dia" ucap luna.

"Oke. Oh iya suami kamu di New York berapa lama? "

"Hm seminggu, dan dia di sana udah 5 hari" beritahu luna.

Rafli hanya menganggukkan kepala nya saja.

"Udah sayang" ucap luna setelah selesai mengepang rambut rara.

"Makasih tante luna"

"Iya sama-sama rara" balas luna.

Rafli tersenyum senang melihat interaksi kedua nya. Ia menolak untuk sadar jika luna itu sudah menjadi istri orang lain bukan istri nya atau ibu dari rara.

"Makasih yah lun, kamu udah ngepangin rambut rara" ucap rafli.

"Iya aku juga suka ngepangin rambut anak kecil"

"Sebagai tanda terimakasih aku mau ajak kamu makan siang bareng"

"Ouh ga usah repot-repot raf"

"Gapapa kok, sebelum kamu balik ke Jakarta aku mau ajak kamu makan bareng"

"Ayo tante luna kita makan" ucap rara.

"Mau yah lun" mohon rafli.

"Hm yaudah deh tapi aku ambil tas dulu" ucap luna membuat rafli senang.

Hari ini memang rafli mengunjungi luna karena  rara ingin di kepang olehnya, yah walaupun rafli ada maksud lain. Anggap saja rafli gila menyukai istri orang.

Apalagi ia semakin senang ketika Rani dan dika tidak ada dirumah karena tengah mengecek kandungan.

Rafli pun mengajak luna makan di salah satu warung makan padang yang lumayan dekat.

"Maaf yah lun kalau makanan nya sederhana. Pasti kamu di jakarta makan enak dan mahal"

"Ouh gapapa kok ini juga enak" balas luna.

Di dalam apartemen laki-laki sedang berkutat dengan laptopnya dan beberapa berkas yang harus di selesaikan nya.

Kilian laki-laki itu dengan semangat menyelesaikan segala urusan supaya ia lebih cepat pulang menemui istri dan anaknya walaupun ia harus lembur. Kilian memilih apartemen dibandingkan kantor karena ia malas jika ke kantor.

Kilian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang