Sudah satu bulan Xiaozhan menunggu kabar baik dari Riley, tapi hasilnya selalu nihil.
Katanya, ponsel Xiaozhan tidak pernah aktif lagi.Xiaozhan sempat mengamuk kesal ingin sekali ia cabik-cabik muka si brengsek itu. Tapi mau bagaimana lagi dia sudah mulai melupakannya dan tidak akan mencarinya lagi.
Ia juga terpaksa beberapa minggu lalu dia juga sudah membeli ponsel baru.
Tapi lumayan juga, karena ponselnya hilang. Yangyang tidak lagi menelpon nya. Kecuali, dia selalu menyusul Xiaozhan ke kantor dan meminta maaf.
Terpaksa Xiaozhan masih bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa saat di area kantor nya. Tapi tetap saja Xiaozhan lama-lama semakin muak. Tidak lama lagi, ia akan menjelaskan ke orangtuanya tentang hubungan nya itu.
Xiaozhan sedang merapihkan dokumen nya di atas meja, karena pekerjaannya selesai lebih cepat dan tidak terlalu banyak, Xiaozhan memutuskan untuk istirahat lebih dulu.
Dalam lamunannya, terpintas sekelebat tentang mantan kekasihnya. Berkali-kali Xiaozhan memikirkan apa kesalahan yang sudah ia buat sehingga Yangyang bisa setega itu menyakitinya, dia begitu percaya bahwa Yangyang orang yang begitu tulus dan baik tak pernah terpintas pikiran kalau pria itu menyakitinya sedalam ini.
Terkadang jika ia teringat masa-masa saat mereka berpacaran dulu, membuat Xiaozhan tidak sengaja menangis.
Saat Sekretaris Yangyang mengirimkan foto Pertunangan mereka membuat sekujur tubuh Xiaozhan membeku seketika. Meski dirinya telah membenci Yangyang, namun jujur saja tidak mudah bagi Xiaozhan melupakan pria itu. Apalagi hubungan yang mereka jalin sudah begitu lamanya, segala nya sudah di persiapkan mereka... undangan, pakaian pernikahan, Namun takdir berkehendak lain... hubungan mereka kandas begitu saja.
Xiaozhan memijat pelan kepalanya yang pening, akhir-akhir ini dirinya memang selalu merasakan pusing dan tidak enak badan. Nafsu makan yang tidak jelas, kadang dia makan banyak atau tidak ada nafsu makan sama sekali.
Suara ketukan pintu terdengar tergesa saat Xiaozhan hendak mengambil air minum di meja. Kemudian ia menoleh dan mendapati Riley masuk dengan wajah sulit di jelaskan.
Kemudian ia meraih kedua bahu Xiaozhan, menatapnya penuh khawatir membuat Xiaozhan merasa kebingungan.
"Kau kenapa?" tanya Xiaozhan
"Kau baik-baik saja?"
"Yaa, kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu? aku baik-baik saja."
"Apa kau sudah lihat?"
Xiaozhan mengerutkan keningnya, "Yangyang, dia ...." kata Riley
Seakan langsung mengerti, Xiaozhan tertawa ringan, lalu menganggukkan kepalanya pelan. "Aku tau, aku bahkan mendapat kabar nya langsung dari tunangannya. Hebat kan?"
"Xiaozhan..." panggil nya, menatap Xiaozhan kasihan.
"Aku tidak papa, kau jangan kira aku akan menangis uring-uringan seperti anak gadis. Sudahlah... biarkan saja mereka bahagia." Ujarnya kemudian melepas rengkuhan Riley.
"Aku tau ini berat bagimu Xiaozhan, aku sangat tau kau sangat mencintainya. Aku akan selalu menjadi penyemangat mu ingat, kau jangan sampai sakit.
lihat, wajahmu kelihatan pucat. Bibirmu kering.
Kau sudah makan?"
Xiaozhan menggeleng, "Nanti saja, belum ingin."
"Ck, kau tau jika kau sakit, aku juga yang akan di salahkan Bibi Yin." protes nya
Xiaozhan tersenyum, dia tidak punya tenaga untuk berdebat dengan Riley. Hari ini kenapa perasaan nya begitu campur aduk.
"Aku tiba-tiba ingin makan Manggis. Bisa kau carikan buah itu?"