Sepanjang perjalanan pulang, Yibo terus memikirkan perlakuan Lin Yun. Rasa kesal dan cemburu masih membara di dalam dirinya. Dia tidak menyangka Lin Yun akan begitu saja mengabaikannya dan malah menunjukkan perhatian kepada Zhoucheng.
Saat tiba di apartemen, Yibo langsung masuk ke dalam dengan perasaan muram. Dia menyalakan lampu, namun suasana di apartemen terasa sepi dan gelap. Tempat yang biasanya dipenuhi oleh cerewet istrinya terasa kosong dan dingin.
Yibo berjalan ke kamar, berharap menemukan Xiaozhan sedang tertidur. Namun, kamar itu kosong dan sunyi. Dia memeriksa kamar mandi, tapi istrinya juga tidak ada di sana.
Yibo menghela napas panjang. Istrinya belum juga pulang. Dia merasa kesal dan marah. Dia tidak mengerti mengapa istrinya belum juga pulang, padahal sudah larut malam.
"Apa dia tidak ada niatan untuk pulang lagi?!" Geram nya
"Xiaozhan" gumam Yibo dengan suara yang teredam.
Dia menghempaskan tubuhnya ke sofa.
Setelah beberapa saat yang terasa seperti berjam-jam, Yibo akhirnya memutuskan untuk pergi beristirahat saja. Tubuhnya terasa sangat lelah akibat emosi yang membebani pikirannya. Tanpa mengganti pakaian atau membersihkan diri, ia rebahkan tubuhnya di atas Sofa yang sejuk.
Mata Yibo terpejam, namun kepalanya masih dipenuhi dengan pikiran berat. Dia merasa hampa dan kesepian di tengah kesunyian yang menyelimuti apartemennya. Dalam lelahnya fisik dan emosionalnya, Yibo akhirnya tertidur.
Menunggu pagi tiba untuk menghadapi kenyataan yang menantinya.
***
Yibo baru saja membuka matanya setelah tertidur lama. Dia melihat jam yang saat itu sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
Sofa nya yang lumayan sempit membuatnya sedikit susah bergerak, ia selalu hampir jatuh jika terusik dari tidurnya. Akhir-akhir ini cuaca sedang dingin-dinginnya, dia hanya memakai selimut yang di ambil dari kamar Xiaozhan.
Yibo tidak berani untuk tidur di kamar, takutnya Xiaozhan tiba-tiba datang. Yibo baru tersadar, Xiaozhan sepertinya masih belum pulang.
Yibo menarik napas dari tenggorokan nya, lalu duduk.Semalam dia menunggu Xiaozhan, tapi ternyata penantian nya sia-sia. Ingin menghubungi Xiaozhan tapi dia gengsi dan tidak mau Xiaozhan menyangka dirinya bersikap terlalu perhatian.
Setelah bangun tidur, membuat kepalanya merasa pusing. Dia mengambil selimutnya yang jatuh lalu melipat nya dengan asal. Kemudian pergi ke dapur untuk minum. Ia melihat meja makan yang kosong, perutnya tiba-tiba merasa keroncongan, makanan yang terakhir ia makan hanya bubur buatan ibunya.
Biasanya Xiaozhan yang akan menyiapkan masakan apapun itu, meski tidak terlalu enak. Xiaozhan tetap menghidangkannya dengan baik, dia terlihat seperti istri yang baik.
Yibo mengeluarkan panci dan mulai memasak air, ia menyiapkan mangkuk dan juga mie instan.
Tidak sampai 10 menit mie nya sudah matang. Setelah dihidangkan, ia membawanya ke meja makan.Menyantapnya dengan terburu-buru ketika mie nya sudah agak dingin. Dia begitu lahap seperti belum makan berhari-hari. Yibo mengelap hidungnya yang basah, kemudian matanya melihat ke sekeliling nya. Sepi dan hening, suasana ini tidak membuat nya nyaman. Berbeda saat adanya Xiaozhan bersamanya, meskipun keduanya tidak akur. Setidaknya apartemen ini terasa hidup saat ada Xiaozhan, setiap saat pasti ada saja celetukan atau keributan.
Dia tidak tau kapan Xiaozhan akan pulang, dia tidak ada niatan untuk menyusul alalagi membujuk nya untuk pulang. Melainkan Yibo saat ini tengah berusaha ingin memperbaiki hubungannya dengan LinYun, dia selalu menghubungi wanita itu lagi namun dia selalu mendapat penolakan.