Yibo menunggu di depan kamar Xiaozhan dengan perasaan gelisah. Dia tidak tahu bagaimana reaksi Xiaozhan saat melihatnya.
Suasana kamar terasa sepi dan hanya meninggalkan suara gemericik air di dalam kamar mandi. Selama itu, Yibo menunggunya dengan duduk di ujung ranjang.
Pintu kamar mandi terbuka, Xiaozhan keluar dengan bathrobe di tubuhnya. Rambutnya masih basah dan wajahnya terlihat segar setelah mandi.
"Xiaozhan..." Yibo memanggil dengan suara lembut.
Xiaozhan mengerutkan kening, "kenapa kau masuk! "
"Aku ingin berbicara denganmu."
Xiaozhan berdecak, "Aku tidak ingin berbicara denganmu." Dia bergerak sambil mengambil bajunya di lemari.
"Aku tahu, tapi aku ingin kau mendengar penjelasan ku. Aku ingin kau mengerti."
"Aku tidak membutuhkan penjelasan apapun." Ujarnya, Xiaozhan kembali masuk ke kamar mandi untuk mengenakan bajunya, ia cukup malu untuk berganti pakaian jika ada Yibo di sana.
Yibo terdiam sejenak, matanya menatap pintu kamar mandi dengan penuh gelisah.
"Aku tahu. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku hanya... aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku merasa sangat tertekan saat itu. Aku tidak bisa berpikiran jernih." ujarnya sedikit mengeras kan suaranya agar Xiaozhan mendengarnya.
Pintu kembali terbuka menampilkan Xiaozhan menggunakan piyama. Yibo melihat ke arah perut Xiaozhan, dan terlihat perutnya memang semakin terlihat menonjol. Yibo merasa bersalah semakin banyak.
"Aku tidak percaya padamu lagi. Kau sudah menyakitiku berkali-kali.
Kau selalu seperti itu. Selalu membuat keputusan yang egois tanpa memikirkan perasaanku. Kau bahkan lebih memilih pacarmu daripada aku."
"Aku tahu. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin kita kem- kembali bersama."
Xiaozhan terdiam lagi. Dia masih ragu untuk mempercayai nya. Dia merasa terluka dan kecewa dengan sikap Yibo selama ini.
"Aku tidak tahu. Apa aku harus percaya? Lihatlah kau saja masih terlihat ragu. Sebaiknya jangan terlalu memaksakan."
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, kamar kembali sunyi. Xiaozhan menyuruh Yibo untuk keluar dari kamarnya, dia terlalu pusing mendengar Yibo yang terus banyak bicara. Belum ada tanda jika suasana telah membaik, malahan rasanya atmosfer di antara mereka terasa canggung.
Yibo di selimuti rasa gelisah saat ini, memikirkan kembali sikapnya yang sudah keterlaluan pada Xiaozhan.
Setiap kali dia mengingat insiden-insiden yang telah terjadi, hatinya terasa semakin berat. Dia tahu bahwa dia telah membuat banyak kesalahan dan menyakiti Xiaozhan secara sengaja.
Yibo yang masih di depan pintu kamar Xiaozhan memberanikan diri lagi untuk mengetuk, karena sejak tadi Xiaozhan masih mengurung diri di dalam kamar.
Yibo mengangkat tangannya hendak mengetuk namun pintu sudah terbuka lebih dulu. Membuat keduanya sama-sama terkejut.Xiaozhan berdecak sebal.
Kini mereka saling berhadapan, "mau apa lagi??" Xiaozhan bertanya dengan sinis.
"....aku.... akuu,"
"Apa? Bicara dengan jelas."
Yibo menjadi gelalapan saat Xiaozhan menatap tajam dirinya.
"Ck, buang-buang waktuku saja. Minggir-"
Yibo membuat nya jengah, dia segera menyingkirkan Yibo dari hadapannya dan langsung melenggang pergi menuju dapur.
Di ikuti Yibo dari belakang.